“Pertumbuhan tersebut ditopang oleh ekspansi kredit yang berkualitas dan terjaganya likuiditas perseroan,” kata Presiden Direktur BCA, Hendra Lembong, dalam konferensi pers secara virtual, Senin (20/10).
Selain itu, BCA juga mencatat kenaikan total kredit sebesar 7,6 secara YoY menjadi Rp 944 triliun per September 2025. Pertumbuhan tersebut ditopang oleh CASA sebagai pendanaan inti BCA.
Sementara pendanaan inti giro dan tabungan (CASA) tumbuh 9,1 persen YoY mencapai Rp 999 triliun atau 83,3 persen dari total DPK. Pertumbuhan CASA ini juga selaras dengan transaksi BCA yang naik 78 persen dalam tiga tahun belakangan.
Dari sisi penyaluran kredit, kredit korporasi menjadi yang tertinggi dengan pertumbuhan 10,4 persen YoY mencapai Rp 436,9 triliun per September 2025.
Sementara itu, Kredit komersial naik 5, persen YoY menjadi Rp142,9 triliun, dan kredit UKM tumbuh 7,7 persen YoY menjadi Rp129,3 triliun.
BCA juga mencatat pertumbuhan kredit konsumer 3,3 persen YoY menjadi Rp 223,6 triliun. Hal ini didorong kenaikan KPR sebesar 6,4 persen YoY menjadi Rp138,8 triliun.
Sementara itu, outstanding pinjaman konsumer lainnya tumbuh 6,9 persen YoY mencapai Rp 23,5 triliun. Kualitas pinjaman BCA juga disebut tetap terjaga dengan adanya loan at risk (LAR) yang membaik.
“Kualitas pinjaman BCA tetap terjaga, terlihat dari rasio loan at risk (LAR) 5,5 persen pada kuartal III 2025, membaik dari 6,1 persen setahun sebelumnya. Rasio non performing loan (NPL) terkendali di level 2,1 persen. Pencadangan NPL dan LAR tercatat memadai, masing-masing 166,6 persen dan 69,5 persen,” ujarnya.

1 month ago
15






































