Bank Sentral Korea Selatan sedang menimbang untuk menambah cadangan emasnya untuk pertama kalinya dalam lebih dari satu dekade.
Langkah ini bisa membuat mereka bergabung dengan gelombang pembelian emas oleh bank sentral di seluruh dunia yang mendorong harga logam mulia itu ke rekor tertinggi.
"Bank of Korea berencana mempertimbangkan pembelian emas tambahan dari perspektif jangka menengah hingga panjang," ujar Heung-Soon Jung, Direktur Divisi Investasi Cadangan Bank Sentral Korea, dikutip Bloomberg Selasa (28/10).
Menurut Jung, terakhir kali Bank of Korea menambah cadangan emasnya adalah pada 2013, saat berbicara di acara yang diselenggarakan oleh London Bullion Market Association dan London Platinum and Palladium Market di Kyoto, Selasa lalu.
Pernyataan Jung memberi gambaran langka tentang sikap bank sentral terhadap cadangan emas batangan. Meski pembelian bank sentral kerap jadi pendorong penting harga emas dalam beberapa tahun terakhir, pejabat moneter jarang berbicara terbuka soal hal ini.
Komentarnya muncul di tengah reli tajam harga emas yang sempat menembus USD 4.380 per troy ounce pekan lalu sebelum berbalik arah. Lonjakan itu dipicu oleh perdagangan debasement dan meningkatnya ekspektasi penurunan suku bunga Federal Reserve, yang menarik minat spekulan ritel.
Bahkan setelah koreksi, harga emas masih naik lebih dari 50 persen sepanjang tahun ini, ditopang oleh permintaan kuat dari bank sentral global.
Jung menambahkan, Bank Korea akan memantau pasar sebelum memutuskan waktu dan besaran pembelian emas. Keputusan apa pun akan bergantung pada perkembangan cadangan devisa, serta pergerakan harga emas dan nilai tukar won Korea.
Bank sentral itu sebelumnya menuai kritik setelah membeli emas pada periode 2011–2013, tepat sebelum harga logam mulia itu turun selama beberapa tahun.
Sejak saat itu, Bank of Korea belum lagi menambah cadangan emas, meski pembelian besar-besaran oleh bank sentral lain ikut mendorong kenaikan harga global.
Lonjakan harga kini membuat porsi emas dalam cadangan beberapa bank sentral meningkat hingga mereka mempertimbangkan penjualan untuk menyeimbangkan portofolio.
Pejabat bank sentral Filipina bahkan mengatakan mereka perlu menjual sebagian emasnya karena porsinya sudah berlebihan di atas kisaran ideal.
Menurut Jung, emas batangan milik Bank Korea disimpan di London, memberikan akses likuiditas yang lebih besar.
Di panel yang sama, Joaquin Tapia, Direktur Cadangan Devisa di Bank Meksiko, mengatakan institusinya juga menyimpan emas di ibu kota Inggris karena alasan layanan dan likuiditas.
Sementara itu, Gubernur Bank Sentral Madagaskar Aivo H. Andrianarivelo menyebut pihaknya akan mempertahankan penyimpanan emas di London, meski berencana menambah cadangan.
Beijing disebut berupaya membujuk beberapa bank sentral asing untuk menyimpan sebagian emas mereka di China guna memperkuat posisinya di pasar global.

4 weeks ago
17






































