Nah Moms, perilaku ini sebenarnya cukup wajar dialami oleh anak usia bayi, balita, dan prasekolah. Menurut psikolog anak di Nemours Children's Health, Danika Perry, PsyD, hal ini merupakan salah satu bagian dari perkembangan anak dan tanda ia memiliki ikatan yang nyaman dan aman dengan orang tuanya.
Atau, bisa disebut juga sebagai velcro kid atau anak velcro, atau sulit berpisah dengan orang tua atau pengasuhnya.
Pada usia bayi umumnya karena mereka belum mengembangkan permanensi objek, yang artinya mereka memahami bahwa ketika orang tua menjauh, sebenarnya ayah dan ibunya masih ada, kok!
Namun, seiring bertambahnya usia, beberapa anak balita mungkin masih tetap ingin dekat dengan orang tuanya. Namun, sebagian lainnya ada yang tumbuh lebih mandiri dan tidak bergantung kepada orang tua atau pengasuhnya. Dr. Perry menyebut, masih kuatnya keterikatan ini cenderung dipengaruhi oleh temperamen anak, lingkungan, dan hubungan orang tua-anak.
“Seorang bayi yang tampak senang menjelajah secara mandiri atau tidak merasa tertekan saat dipisahkan dari orang tuanya, bisa saja menjadi sangat bergantung di kemudian hari karena perubahan perkembangan atau tekanan hidup. Seperti saat mulai bersekolah, menyesuaikan diri dengan kepindahan, atau menghadapi perubahan dalam keluarga,” ujar Dr. Perry.
Seorang anak yang lebih banyak bersosialisasi sejak bayi juga dapat tumbuh menjadi anak yang lebih mandiri. Dan kedua perilaku ini juga dapat berubah-ubah seiring berjalannya waktu.
“Banyak anak melewati fase-fase di mana mereka mencari kepastian ekstra, terutama saat mereka menguji kemandirian dan mengeksplorasi pengalaman-pengalaman baru,” kata Dr. Perry.
Dampak Anak Velcro terhadap Orang Tua
Anak-anak yang selalu ingin dekat dengan orang tua tentu bukan hal yang sepenuhnya buruk. Tahap ini bisa membawa kebahagiaan dan kepuasan tersendiri bagi orang tua karena mereka merasa dibutuhkan dan dicintai.
Namun, setiap orang memiliki ambang batasnya masing-masing. Ketergantungan yang terlalu panjang dapat berdampak negatif pada kesehatan mental orang tua, termasuk menyebabkan kelelahan emosional dan stres. Memiliki anak velcro dapat memunculkan emosi yang kompleks bagi orang tua.
“Seiring waktu, kurangnya ruang pribadi yang terus-menerus dapat memicu kelelahan, kecemasan, atau rasa bersalah. Hal ini juga dapat memengaruhi hubungan dengan pasangan maupun anak-anak lainnya,” kata Dr. Perry.
Menurut Sara Briggs, PhD, LPC, dari program Konseling Kesehatan Mental Klinis di Universitas Phoenix, orang tua dari anak velcro bahkan mungkin berjuang melawan perasaan gagal.
"Salah satu cara untuk mengatasi perasaan yang kompleks ini adalah dengan mengingat bahwa kedekatan anak seperti ini hanyalah sebuah fase," ujar Dr. Perry.

3 weeks ago
13






































