Rumah sederhana di Perumahan Griya Citayam Permai, Bojonggede, Depok, itu tampak sepi pada Rabu (22/10) siang. Cat temboknya mulai pudar, sebagian dinding luar dipenuhi coretan, dan rerumputan liar tumbuh di tepi pagar yang mengelupas.
Di teras kecil yang dinaungi atap seng dan genting, tak terlihat aktivitas apa pun. Hanya ada seutas tali jemuran terpasang, seolah menjadi saksi bisu kehidupan yang pernah ada di sana.
Pintu kayu cokelat di bagian depan tertutup rapat. Di baliknya, dulu tinggal seorang bocah perempuan berusia enam tahun bersama ayah kandung dan ibu tirinya.
Dari luar, rumah itu tampak seperti hunian biasa, sederhana dan tenang. Namun di balik dindingnya, tersimpan kisah kelam tentang kekerasan yang merenggut nyawa seorang anak yang seharusnya masih bermain dan tertawa.
Bocah itu bernama Muhamad Arrasya Alfarizky (6). Ia tewas dengan kondisi tubuh penuh luka pada 19 Oktober 2025.
Kasus ini terungkap saat keluarga memandikan jenazah mungil itu. Warga curiga dengan luka di sekujur tubuhnya. Kecurigaan itu kemudian dilaporkan ke Polsek Bojonggede dan Polres Depok.
Kasi Humas Polres Depok AKP Made Budi, membenarkan peristiwa itu. Made mengatakan, bocah malang ini disiksa selama tiga hari hingga akhirnya meninggal dunia di hari keempat.
"Selama kurang lebih tiga hari itu korban disiksa atau dilakukan penganiayaan. Setelah hari keempat, korban ditemukan sudah meninggal dunia,” kata Made kepada kumparan, Selasa (21/10).
Di rumah berkelir putih itu ditemukan benda yang digunakan menganiaya korban. Dari temuan awal, anak kecil itu tewas dengan luka besar. Korban mengalami luka di bagian punggung, dada, dan wajah.
"Korban diketahui ada beberapa luka di tubuh, di bagian punggung, dada, dan wajah," jelas Made.
Tetangga sebetulnya sudah curiga karena sering lihat Rasya babak belur hingga berdarah.
"Semua (tetangga) sudah curiga, kita selidiki diam-diam, eh tahunya sudah meninggal," kata Yuni, tetangga korban, saat ditemui, Rabu (22/10).
Yang Yuni tahu, ia dan para tetangga lainnya tidak pernah mendengar suara mencurigakan dari rumah Rasya. "Suara tangisan juga enggak ada," ujarnya.
Lantas apa yang membuat para tetangga curiga?
"Tu anak lukanya baru terus. Luka di bibir, telinga berdarah, merah-merah, hidungnya kayak patah. Waktu ditanya 'Kenapa kok benjol?', jawaban dia, 'Aku jatuh di kamar mandi, aku kejedot'," kata Yuni.
Di rumah, Rasya merupakan anak ketiga, bungsu. Ibu tirinya itu punya dua anak kandung. "Kakaknya satu, adiknya satu, sama dia (Rasya)," ujarnya....

1 month ago
33






































