Pemerintah terbuka untuk melonggarkan keran impor bagi semua jenis sapi, baik sapi potong hingga sapi perah.
Menteri Koordinator Bidang Pangan Zulkifli Hasan menyatakan pemerintah menargetkan percepatan pemenuhan kebutuhan daging sapi dari produksi domestik sehingga ketergantungan pada impor dapat dihentikan.
“Kita ingin segera mempercepat swasembada daging sapi. Kalau kita tidak mampu, maka dipersilakan siapa pun yang ingin membeli sapi betina, bisa di sini untuk breeding, jadi kita tidak perlu impor lagi, itu dipermudah,” kata pria yang akrab disapa Zulhas saat ditemui usai rapat di kantornya, Jakarta Pusat, Rabu (1/10).
Zulhas juga menyinggung Program Makan Bergizi Gratis (MBG) yang membutuhkan stok susu melimpah. Oleh karena itu, Zulhas ingin akses pengusaha yang hendak mengimpor sapi perah bisa dipermudah.
“Kalau ada pengusaha yang mau mengembangkan sapi susu (perah), itu juga dipermudah, dipersilakan, terserah saja, mereka maunya berapa,” tutur Zulhas.
Ia pun memastikan pemerintah masih membuka kuota impor sapi hidup. Zulhas juga mengimbau para pengusaha yang berminat untuk mengajukan permohonan resmi kepada kementerian terkait, dengan mencantumkan jumlah sapi hidup yang ingin diimpor.
“Silakan saja, berapa yang diperlukan, mau 100 ribu ekor, 200 ribu ekor. Kalau memang ada yang mau penggemukan, sapi untuk perah susu, silakan saja,” kata Zulhas.
Sebelumnya, Wakil Menteri Pertanian (Wamentan) Sudaryono mengatakan per Juni 2025 sebanyak 20.000 sapi impor dari luar negeri telah sampai di Tanah Air.
Adapun jumlah tersebut masih jauh dari total target pemerintah mendatangkan 100.000 hingga 150.000 ekor sapi pada tahun ini.
“Tahun ini, target kami adalah antara 100.000 hingga 150.000 ekor sapi hidup. Hingga saat ini, sudah lebih dari 20.000 ekor sapi hidup yang berhasil dibawa ke Indonesia,” kata Sudaryono di Kantor Kementerian Pertanian, Jakarta Selatan, dikutip Rabu (1/10).