Amran menyebut aksi impor ilegal tersebut dilakukan untuk mencari keuntungan, sebab harga beras dunia saat ini anjlok dari sebelumnya USD 650 per ton menjadi USD 340 per ton.
Penurunan tajam ini, menurut dia, terjadi karena Indonesia menghentikan impor beras setelah dua tahun berturut-turut mengimpor sebanyak 7 juta ton.
“Iya tujuannya cari untung, karena luar negeri itu harga lagi jatuh. Dulu USD 650 per ton, sekarang USD 340 per ton hampir separuh, karena Indonesia tidak impor,” tutur Amran di Kompleks Parlemen Senayan Jakarta, Senin (24/11).
Dia menyebutkan praktik tersebut terjadi karena adanya celah regulasi di kawasan Sabang yang berstatus Free Trade Zone, namun seharusnya tetap mengikuti kebijakan pemerintah pusat.
Menurut dia arahan Presiden Prabowo Subianto sudah jelas yaitu tidak ada importasi beras tahun ini. Terlebih dia juga yakin produksi Indonesia bisa memenuhi kebutuhan dalam negeri.
Amran mengutip data Survei Kerangka Sampel Area Badan Pusat Statistik (BPS) yang menunjukkan produksi besar tahun ini diproyeksi 34,77 juta ton.
“Target kita ke kami adalah 32 juta ton, tetapi hasilnya 34,7 juta ton. Itu di atas target. Apa sih artinya kalau 250 ton? Itu hanya mengganggu secara politik. Janganlah serakahnomics diulang,” jelasnya.
Dalam kesempatan yang sama Ketua Komisi IV DPR RI Siti Hediati Hariyadi atau Titiek Soeharto menyebutkan pelaku tersebut akan ditindak tegas dan barang bukti tidak akan dijual ke masyarakat.
“Kalau sudah sampai di sini ya masuk ke daerah kita ya nanti kebijaksanaan pemerintah bagaimana gitu. Yang penting tidak dijual di sini ya,” tuturnya
Sebelumnya Amran membeberkan ada temuan masuknya 250 ton beras ilegal ke Sabang, Aceh, yang disimpan di gudang milik PT Multazam Sabang Group (MSG).
Selain masuk tanpa izin, indikasi perencanaan sengaja menguat. Kementan menemukan izin impor dari Thailand telah terbit lebih dulu, padahal rapat koordinasi terkait impor di jajaran pemerintah pusat belum menghasilkan persetujuan.
Amran menyebut ada pihak yang mencoba mencari pembenaran dengan alasan harga beras Thailand dan Vietnam semakin murah. Padahal Indonesia memang sengaja menekan impor karena cadangan nasional mencukupi.
Saat ini, beras ilegal tersebut disimpan di gudang swasta PT Multazam Sabang Group (MSG). Kepolisian kini sedang melakukan pendalaman untuk mengetahui keterlibatan perusahaan serta kemungkinan keterulangan kasus sebelumnya.

4 hours ago
1







































