Kementerian Kesehatan (Kemenkes) menyatakan sembilan orang yang ikut pemeriksaan paparan radioaktif cesium (Cs-137) di Kecamatan Cikande, Kabupaten Serang, Provinsi Banten, dinyatakan positif berdasarkan hasil whole-body counter (WBC) . Mereka kini dirawat di RSUP Fatmawati Jakarta.
Kesembilan orang itu tidak bergejala dan dalam kondisi baik.
Kepala Biro Komunikasi dan Informasi Publik Kemenkes, Aji Muhawarman, mengatakan hasil itu ditemukan dari pemeriksaan sekitar 1.562 pekerja dan warga sekitar Kawasan Industri Cikande sebagai tindak lanjut kasus udang yang terpapar material radioaktif di daerah itu. Otoritas Amerika Serikat yang menemukan kasus udang itu.
"Untuk perawatannya diberikan obat prussian blue," kata Aji seperti dilansir Antara, Jumat (3/10).
Aji menyebutkan proses deteksi ribuan orang itu dilakukan berlapis dengan alur pemeriksaan.
"Surveymeter untuk mendeteksi paparan eksternal radiasi pada tubuh dan pakaian. Jika positif, dilakukan dekontaminasi. Mandi, ganti pakaian, lalu diperiksa ulang," katanya.
Kemudian, dilanjutkan dengan pemeriksaan darah untuk melihat indikasi penurunan limfosit. Bagi yang limfositnya rendah, dilakukan WBC untuk mendeteksi paparan radiasi internal, guna mengetahui kadar cesium yang masuk ke tubuh.
"Jika terindikasi serius, dirujuk ke RS rujukan nasional (RS Fatmawati) untuk pemeriksaan dan perawatan lebih lanjut," ujar Aji.
Total ada 9 orang yang dirujuk.
Kasus ini mencuat setelah pada Agustus 2025 ada penolakan ekspor udang beku asal Indonesia oleh pihak Amerika Serikat karena terdeteksi terkontaminasi radioaktif.
Hasil penyelidikan pemerintah Indonesia, ditemukannya sejumlah titik penimbunan material slag hasil peleburan yang mengandung zat radioaktif Cesium-137 di kawasan industri modern Cikande, Serang. Adapun lokasi pabrik udang itu berdekatan dengan perusahaan yang diduga sebagai sumber pencemaran radioaktif.
Menyadari ancaman serius yang ditimbulkan, Kementerian Lingkungan Hidup (KLH) bergerak cepat berkoordinasi dengan Badan Pengawas Tenaga Nuklir (BAPETEN), Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN), serta Komando Brimob Polri (KBRN) untuk mengamankan lokasi dan mencegah kontak langsung dengan manusia. KBRN segera memasang garis pengaman di delapan titik teridentifikasi, dilanjutkan proses dekontaminasi oleh Tim Khusus Pelaksana.
KLH/BPLH bersama tim lintas sektor juga terus melakukan deteksi tambahan di titik-titik lain yang berpotensi terkontaminasi untuk memastikan tidak ada sumber radiasi yang terlewatkan.
Satgas mengidentifikasi sepuluh titik yang memancarkan radiasi Cesium-137 dengan intensitas berbeda-beda. Dua titik telah berhasil didekontaminasi, dan material radioaktifnya telah dipindahkan ke gudang PT Peter Metal Technology Indonesia yang terkonfirmasi sebagai sumber lokal pencemaran.
Aktivitas di gudang tersebut telah dihentikan sepenuhnya, sementara hasil dekontaminasi ditangani sesuai standar ketat BAPETEN dan BRIN. Delapan titik lainnya akan didekontaminasi secara bertahap setelah inventarisasi detail dilakukan untuk memastikan parameter penanganan yang presisi dan efektif.
Efek Paparan: Mual hingga Kerusakan Organ