Usai Menabrak Bumi, Bagaimana Nasib Asteroid Pemusnah Dinosaurus?

1 week ago 29
informasi online berita online kabar online liputan online kutipan online slot slot gacor slot maxwin slot online slot game slot gacor online slot maxwin online slot game online slot game gacor online slot game maxwin online demo slot demo slot online demo slot game demo slot gacor demo slot maxwin demo slot game online demo slot gacor online demo slot maxwin online demo slot game gacor online demo slot game maxwin online rtp slot rtp slot online rtp slot game rtp slot gacor rtp slot maxwin rtp slot game online rtp slot gacor online rtp slot maxwin online rtp slot game gacor online rtp slot game maxwin online informasi online berita online kabar online liputan online kutipan online informasi akurat berita akurat kabar akurat liputan akurat kutipan akurat informasi penting berita penting kabar penting liputan penting kutipan penting informasi viral berita viral kabar viral liputan viral kutipan viral informasi terbaru berita terbaru kabar terbaru liputan terbaru kutipan terbaru informasi terkini berita terkini kabar terkini liputan terkini kutipan terkini informasi terpercaya berita terpercaya kabar terpercaya liputan terpercaya kutipan terpercaya informasi hari ini berita hari ini kabar hari ini liputan hari ini kutipan hari ini informasi viral online berita viral online kabar viral online liputan viral online kutipan viral online informasi akurat online berita akurat online kabar akurat online liputan akurat online kutipan akurat online informasi penting online berita penting online kabar penting online liputan penting online kutipan penting online informasi online terbaru berita online terbaru kabar online terbaru liputan online terbaru kutipan online terbaru informasi online terkini berita online terkini kabar online terkini liputan online terkini kutipan online terkini informasi online terpercaya berita online terpercaya kabar online terpercaya liputan online terpercaya kutipan online terpercaya slot slot gacor slot maxwin slot online slot game slot gacor online slot maxwin online slot game online slot game gacor online slot game maxwin online demo slot demo slot online demo slot game demo slot gacor demo slot maxwin demo slot game online demo slot gacor online demo slot maxwin online demo slot game gacor online demo slot game maxwin online rtp slot rtp slot online rtp slot game rtp slot gacor rtp slot maxwin rtp slot game online rtp slot gacor online rtp slot maxwin online rtp slot game gacor online rtp slot game maxwin online
Asteroid pemusnah dinosaurus yang menghantam Bumi sekitar 66 juta tahun lalu itu sangat besar, lebarnya sekitar 12 kilometer. Kredit: Sven Bachstrom via Alamy

ANTARIKSA -- Sekitar 66 juta tahun yang lalu, masa kejayaan dinosaurus berakhir dengan tragis. Sebuah asteroid selebar sekitar 12 kilometer, yang melaju dengan kecepatan 43.000 km/jam, menghantam Bumi.

Tabrakan tersebut memicu serangkaian peristiwa mematikan yang berujung pada kepunahan dinosaurus, kecuali beberapa burung. Bagi bumi kita, itu adalah kepunahan massal kelima sepanjang sejarahnya.

Namun apa yang terjadi dengan asteroid seukuran Gunung Everest?

Scroll untuk membaca

Scroll untuk membaca

Menurut profesor riset Center for Planetary Systems Habitability di University of Texas Austin, Sean Gulick, asteroid itu menjadi debu halus yang berakhir di atmosfer atas dan menghujani seluruh planet kita. "Ketika menabrak Bumi dengan energi sekitar 8 miliar kali lipat bom nuklir era Perang Dunia II, asteroid itu pada dasarnya menguap," ujar Gulick kepada Live Science, Senin, 22 September 2025.

Debu asteroid yang menghujani Bumi selama puluhan tahun kemudian membentuk apa yang dikenal sebagai anomali iridium. "Itu adalah lapisan batuan tipis yang mengandung iridium 80 kali lebih banyak daripada bagian lain di kerak Bumi," ujar Gulick. Meskipun iridium sangat terkonsentrasi di asteroid, hampir tidak ada di lapisan terluar Bumi, sebuah bukti kunci yang menghubungkan lapisan berusia 66 juta tahun itu dengan asteroid yang memusnahkan dinosaurus.

Baca: Asteroid Hantam Bumi, Mengapa hanya Dino yang Musnah?

Untuk saat ini, satu-satunya bongkahan asteroid yang diketahui keberadaannya adalah pecahan seukuran biji wijen yang ditemukan oleh Frank Kyte, seorang ahli geokimia di UCLA. Dalam laporannya di jurnal Nature pada 1998, Kyte mengatakan, potongan batuan tersebut ditemukan dalam sampel inti yang dibor di lepas pantai Hawaii.

Lebih banyak pecahan kecil diduga ditemukan pada tahun 2022, namun tinjauan sejawat tidak mendukung klaim tersebut. "Kita akan cukup beruntung jika menemukan bongkahan yang lebih besar," kata Gulick. Jika berhasil, para ilmuwan bisa mempelajari lebih lanjut tentang proses guncangan yang dialami asteroid sehingga bisa membuat perkiraan lebih akurat tentang tekanan dan suhu yang dialaminya.

Asteroid tersebut meninggalkan sejumlah petunjuk tambahan tentang perjalanannya, termasuk kawah besar yang diciptakannya ketika batu raksasa itu bertabrakan dengan Bumi. Dengan lebar sekitar 180 km dan kedalaman sekitar 20 km, kawah Chicxulub di wilayah Meksiko menyimpan bekas luka besar dari asteroid tersebut.

Kawah tersebut telah tertutup oleh batuan dan sedimen yang bergeser selama puluhan juta tahun, dan sebagian besar tersembunyi di bawah Teluk Meksiko. Namun, yang masih terlihat dari permukaan adalah lengkungan lubang runtuhan di sepanjang tepinya yang terbentuk dari batu kapur yang melemah.

Dampak tabrakan itu juga menghasilkan tsunami setinggi hampir satu mil yang bergerak melalui seluruh lautan, menggerakkan air secepat 143 km/jam. Gelombang besar tersebut menyebabkan tanda-tanda di dasar laut (megaripples) setinggi gedung lima lantai dan terawetkan jauh di bawah Louisiana. Survei seismik mengungkapkan, air yang membentuk riak-riak tersebut berasal dari arah kawah Chicxulub.

Selain itu, tumbukan itu memicu serangkaian dampak dahsyat lainnya, termasuk hujan asam yang mematikan dan badai api di seluruh planet. Namun, yang paling merusak adalah awan puing raksasa yang menyelimuti Bumi, mendinginkan planet secara drastis, menghalangi sinar matahari dan fotosintesis, serta memutus rantai makanan. Asteroid dan dampaknya secara luas disepakati sebagai penyebab kepunahan dinosaurus non-unggas dan pada akhirnya memusnahkan sekitar 75 persen spesies di Bumi.

"Sebagai bayangan, pelepasan energi itu seperti peperangan nuklir total, berulang kali, 10.000 kali," kata Alan Hildebrand, ilmuwan planet dan profesor madya di Universitas Calgary. Hildebrand ikut menulis makalah yang menerbitkan penemuan kawah Chicxulub pada tahun 1991, dan karya tersebut memberikan bukti utama yang menghubungkan kawah tersebut dengan kepunahan dinosaurus.

Read Entire Article