Setiap Hari Ada Pelecehan Seksual yang Terjadi di Dunia Pendidikan Kita

4 days ago 16
informasi online berita online kabar online liputan online kutipan online slot slot gacor slot maxwin slot online slot game slot gacor online slot maxwin online slot game online slot game gacor online slot game maxwin online demo slot demo slot online demo slot game demo slot gacor demo slot maxwin demo slot game online demo slot gacor online demo slot maxwin online demo slot game gacor online demo slot game maxwin online rtp slot rtp slot online rtp slot game rtp slot gacor rtp slot maxwin rtp slot game online rtp slot gacor online rtp slot maxwin online rtp slot game gacor online rtp slot game maxwin online informasi online berita online kabar online liputan online kutipan online informasi akurat berita akurat kabar akurat liputan akurat kutipan akurat informasi penting berita penting kabar penting liputan penting kutipan penting informasi viral berita viral kabar viral liputan viral kutipan viral informasi terbaru berita terbaru kabar terbaru liputan terbaru kutipan terbaru informasi terkini berita terkini kabar terkini liputan terkini kutipan terkini informasi terpercaya berita terpercaya kabar terpercaya liputan terpercaya kutipan terpercaya informasi hari ini berita hari ini kabar hari ini liputan hari ini kutipan hari ini informasi viral online berita viral online kabar viral online liputan viral online kutipan viral online informasi akurat online berita akurat online kabar akurat online liputan akurat online kutipan akurat online informasi penting online berita penting online kabar penting online liputan penting online kutipan penting online informasi online terbaru berita online terbaru kabar online terbaru liputan online terbaru kutipan online terbaru informasi online terkini berita online terkini kabar online terkini liputan online terkini kutipan online terkini informasi online terpercaya berita online terpercaya kabar online terpercaya liputan online terpercaya kutipan online terpercaya slot slot gacor slot maxwin slot online slot game slot gacor online slot maxwin online slot game online slot game gacor online slot game maxwin online demo slot demo slot online demo slot game demo slot gacor demo slot maxwin demo slot game online demo slot gacor online demo slot maxwin online demo slot game gacor online demo slot game maxwin online rtp slot rtp slot online rtp slot game rtp slot gacor rtp slot maxwin rtp slot game online rtp slot gacor online rtp slot maxwin online rtp slot game gacor online rtp slot game maxwin online

Kutipan ini berasal dari seorang siswi SMP di Jakarta yang pernah mengalami pelecehan oleh gurunya sendiri. Ia butuh waktu berbulan-bulan sampai akhirnya berani menceritakan peristiwa itu pada orang tuanya. Sayangnya, ketika kasus dibawa ke pihak sekolah, respons yang muncul bukan perlindungan, melainkan kekhawatiran soal nama baik lembaga.

Kisah itu bukan satu-satunya. Seorang guru ngaji di Tebet, Jakarta Selatan, ditangkap tahun lalu karena diduga mencabuli murid-muridnya. Di Labuhanbatu Selatan, Sumatera Utara, seorang guru SD dilaporkan mencabuli belasan murid. Sementara di Malang, seorang dosen sebuah perguruan tinggi negeri dilaporkan mahasiswinya atas dugaan pelecehan seksual.

Sekolah, pesantren, dan kampus--tempat yang seharusnya aman bagi anak untuk tumbuh--justru menjadi lokasi terjadinya pelanggaran serius terhadap moral dan martabat manusia.

Data pun mengonfirmasi keresahan ini. Komnas Perempuan dalam Catatan Tahunan 2024 mencatat 330 ribu kasus kekerasan terhadap perempuan, dengan ratusan kasus dilaporkan di lingkungan pendidikan. KPAI mencatat, hanya dalam Januari–Agustus 2023, ada 861 kasus kekerasan di sekolah, hampir separuhnya berupa kekerasan seksual. Itu artinya, setiap hari ada dua hingga tiga anak sekolah menjadi korban.

Ilustrasi pelecehan seksual. Foto: Fatah Afrial/kumparan

Kasus pelecehan seksual di dunia pendidikan bukan kebetulan. Ada faktor-faktor mendasar yang terus berulang:

1. Relasi kuasa yang timpang.

Guru, ustaz, dosen, atau pembina punya posisi dominan. Murid atau mahasiswa sering merasa tak berdaya menolak, apalagi bila ancamannya berupa nilai, hukuman, atau reputasi sosial.

Psikolog anak Seto Mulyadi (Kak Seto) menegaskan, “Ketika relasi kuasa terlalu berat sebelah, anak kehilangan keberanian untuk melawan. Rasa hormat pada guru kadang dimanfaatkan oleh oknum untuk melakukan tindakan menyimpang.”

2. Relasi sosial yang kaku.

Sejak kecil, anak diajarkan untuk patuh pada guru, tapi jarang diajarkan berani berkata “tidak” ketika merasa tidak nyaman. Celah ini sering dimanfaatkan pelaku.

3. Budaya diam dan stigma.

Banyak korban memilih bungkam karena takut disalahkan, dianggap mempermalukan keluarga, atau merusak nama baik sekolah.

Menurut Komisioner KPAI, Ai Maryati Shalihah, “Korban sering kali merasa sendirian. Alih-alih dilindungi, mereka justru distigma. Inilah yang membuat kasus pelecehan di sekolah sering tidak terungkap.”

4. Minimnya pendidikan seksualitas dan consent.

Topik tubuh, batasan, dan persetujuan masih dianggap tabu. Akibatnya, banyak anak bahkan tidak sadar dirinya dilecehkan. Batas interaksi antara guru-murid dan murid-murid pada remaja ke atas harus secara disiplin diterapkan. Apalagi dalam agama Islam batasan pergaulan antara lawan jenis sudah sangat ketat ditetapkan.

5. Lemahnya sistem perlindungan.

Meski ada aturan, banyak sekolah dan kampus menutupi kasus demi menjaga citra. Laporan korban sering dipetieskan, sementara pelaku tetap beraktivitas seperti biasa.

<...
Read Entire Article