Jakarta (ANTARA) - Sekretaris Jenderal (Sekjen) ASEAN Kao Kim Hourn meminta negara-negara anggota perhimpunan di Asia Tenggara itu untuk mempertahankan peran diplomasi kawasan di tengah meningkatnya ketidakpastian global.
"ASEAN harus memperkuat komitmen dan kapasitasnya untuk terlibat secara aktif, serta mempertahankan peran sentral dalam urusan dan diplomasi di kawasan," kata dia saat menjadi pembicara utama dalam konferensi 2nd ASEAN Think Tank Summit (ATTS) di Jakarta, Kamis (2/10).
Para pemimpin ASEAN tahun ini mengesahkan Deklarasi Kuala Lumpur tentang ASEAN 2045: Our Shared Future, yang memetakan jalur pembangunan di kawasan untuk dua dekade mendatang.
Dokumen itu juga menegaskan kembali komitmen ASEAN pada perdamaian, keamanan, stabilitas, kemakmuran, dan pembangunan berkelanjutan.
Menurut Kao, ASEAN menantikan masuknya Timor-Leste sebagai anggota ke-11 ASEAN, yang akan memperkaya perhimpunan itu melalui partisipasi dan perspektif, serta memperkuat persatuan, solidaritas, dan keberagaman.
Akhir bulan ini, KTT ASEAN-China di Kuala Lumpur akan mengesahkan Peningkatan Kawasan Perdagangan Bebas ASEAN-China (ACFTA) ke versi 3.0.
2025 diperkirakan akan menjadi tahun untuk mencapai kesepakatan dan peningkatan beragam perjanjian ekonomi bagi ASEAN.
Namun di saat yang sama, kata Kao, lingkungan global menjadi semakin tidak menentu dengan kompleksitas dan volatilitas yang jauh lebih tinggi.
"Persaingan strategis di antara kekuatan-kekuatan besar semakin memanas, lembaga-lembaga multilateral menghadapi tekanan, dan tatanan berbasis aturan berada di bawah tekanan yang belum pernah terjadi sebelumnya," kata dia.
Kao menilai fragmentasi ekonomi yang didorong oleh dorongan proteksionis dan penataan ulang rantai pasok akan menimbulkan risiko terhadap pertumbuhan dan perdagangan.
"Ini berarti ASEAN harus menavigasi tidak hanya kompleksitas regional, tetapi juga gejolak global yang secara langsung memengaruhi keamanan, kemakmuran, serta kapasitas kita untuk terus tumbuh dan berinovasi,” ujarnya.
Kao juga menyoroti peran penting lembaga pemikir (think tank) dalam menghasilkan gagasan konkret yang dapat membantu ASEAN menghadapi isu-isu mendesak.
“Dengan menghasilkan gagasan yang konkret, visioner, dan dapat ditindaklanjuti, lembaga pemikir — khususnya yang berakar di kawasan ini — bisa membantu ASEAN menghadapi isu-isu mendesak, serta memperkuat sentralitas dan daya adaptasi ASEAN di tengah lanskap internasional yang semakin terfragmentasi dan terpolarisasi," kata dia.
Baca juga: Sekjen ASEAN minta lembaga pemikir beri gagasan konkret untuk kawasan
Baca juga: KTT Ke-47 ASEAN akan rumuskan deklarasi KL terkait penggunaan medsos
Pewarta: Kuntum Khaira Riswan
Editor: Anton Santoso
Copyright © ANTARA 2025
Dilarang keras mengambil konten, melakukan crawling atau pengindeksan otomatis untuk AI di situs web ini tanpa izin tertulis dari Kantor Berita ANTARA.