Khartoum (ANTARA) - Setidaknya 32 jurnalis telah tewas sejak perang antara Angkatan Bersenjata Sudan (Sudanese Armed Forces/SAF) dan paramiliter Pasukan Dukungan Cepat (Rapid Support Forces/RSF) pecah pada April 2023, demikian diumumkan Serikat Jurnalis Sudan (Sudanese Journalists Syndicate) pada Minggu (5/10).
"Sejak meletusnya konflik bersenjata di negara ini, 32 jurnalis telah tewas, dan lebih dari 500 pelanggaran, termasuk penangkapan, penahanan, dan kekerasan fisik, telah dilakukan terhadap jurnalis," kata ketua serikat tersebut, Abdel Moneim Abu Idris.
Abu Idris menyerukan organisasi internasional untuk turun tangan melindungi jurnalis dan menetapkan koridor aman bagi evakuasi mereka dari El Fasher. Bulan lalu, Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) menggambarkan El Fasher, ibu kota Negara Bagian Darfur Utara Sudan, sebagai "pusat penderitaan" setelah lebih dari 500 hari dikepung oleh RSF.
Idris menyebutkan beberapa jurnalis, baik pria maupun wanita, masih terjebak di kota tersebut, menghadapi kesulitan yang sama dengan warga sipil dan tidak dapat menjalankan tugas mereka akibat keadaan yang semakin memburuk.
Pada Sabtu (4/10), serikat tersebut berduka atas kematian jurnalis Al-Nour Suleiman, yang tewas dalam serangan drone RSF yang menargetkan rumahnya di kawasan permukiman Al-Daraja Al-Oula, El Fasher.
Konflik yang terus berlangsung antara SAF dan RSF telah memaksa ratusan jurnalis, baik pria maupun wanita, mengungsi dari zona konflik dan mencari keselamatan, dengan banyak di antaranya meninggalkan tempat kerja mereka bahkan negara itu.
Menurut data sebelumnya dari serikat tersebut, sekitar 150 jurnalis telah pindah dari Khartoum ke berbagai wilayah lain. Sementara, sekitar 70 orang mengungsi ke negara-negara tetangga.
Perang itu telah menewaskan puluhan ribu nyawa dan memaksa jutaan orang mengungsi secara internal maupun lintas perbatasan, yang kian memperburuk krisis kemanusiaan yang sudah parah.
Pewarta: Xinhua
Editor: Benardy Ferdiansyah
Copyright © ANTARA 2025
Dilarang keras mengambil konten, melakukan crawling atau pengindeksan otomatis untuk AI di situs web ini tanpa izin tertulis dari Kantor Berita ANTARA.