Moms, di balik setiap keluarga yang sehat, ada sosok ibu yang diam-diam bekerja tanpa henti. Ibu bukan hanya pengasuh anak, tetapi juga pengatur layanan kesehatan, pendamping orang tua, hingga penopang utama suami. Peran yang kerap dianggap sebagai naluri, padahal tanggung jawab ini penuh dengan keputusan penting yang menentukan kualitas hidup seluruh keluarga.
Ibu sebagai Pengendali Kesehatan Keluarga
Riset YouGov mengungkapkan, 54% ibu menyebut caregiving sebagai pekerjaan tanpa jeda. Lebih dari itu, 74% ibu mengelola urusan layanan kesehatan untuk tiga atau lebih anggota keluarga sekaligus mulai dari anak, pasangan, hingga orang tua dan mertua.
Menariknya, alokasi waktu pengelolaan kesehatan lebih banyak tercurah untuk anggota keluarga lain, sedangkan untuk diri sendiri hanya sekitar 17%. Selebihnya terbagi untuk anak (32%), orang tua (23%), suami (21%), dan anggota keluarga lainnya (7%). Fakta ini menegaskan betapa kompleks dan berat peran ibu sebagai pusat kesehatan keluarga.
Pertimbangan Ibu Saat Memilih Layanan Kesehatan
Dalam urusan memilih layanan kesehatan, mayoritas ibu menimbang dua faktor utama:
Selain itu, ada faktor pendukung lain yang turut berpengaruh, seperti keramahan tenaga medis, ketersediaan spesialis, waktu tunggu, asuransi, kebersihan, teknologi, serta aksesibilitas fasilitas kesehatan.
Kecerdasan ibu dalam mengambil keputusan juga ditunjukkan dari sikap waspada mereka terhadap informasi. Sebanyak 68% ibu merasa peduli terhadap risiko misinformasi atau hoaks kesehatan. Karena itu, mereka mengandalkan kombinasi sumber terpercaya mulai dari internet, konsultasi dokter, hingga pengalaman pribadi untuk menjaga keakuratan informasi yang dipakai.
Pencegahan Jadi Prioritas
Tak hanya mengobati, mayoritas ibu juga fokus pada upaya pencegahan. Sebanyak 65% ibu berusaha mencegah masalah kesehatan sejak awal dengan langkah-langkah sederhana seperti:
“Tantangan yang dihadapi para ibu sebagai caregiver bukanlah persoalan individu, melainkan tantangan bersama yang membutuhkan dukungan nyata. Lebih dari itu, yang lebih penting adalah bagaimana ibu merasa didukung, dihargai, dan memiliki ruang untuk menjaga kesehatan dirinya sendiri. Kami percaya, ketika ibu lebih sehat dan bahagia, maka keluarga pun akan lebih kuat dan sejahtera.” kata Chief Marketing Officer Halodoc Fibriyani Elastria, pada acara Press Conference “Indonesia Health Insights Report 2025” oleh Halodoc (2/10).