Wakil ketua APPBI, Sugwantono Tanto, menjelaskan bahwa sejak awal pihaknya berkomitmen untuk patuh terhadap undang-undang yang berlaku terkait Hak Cipta.
Sugwantono menilai kehadiran platform Velodiva mampu menjadi jawaban dari persoalan isu royalti yang berkembang di Industri musik Tanah Air belakangan ini.
"Kita menyadari proses pengumpulan royalti walau belum sempurna tapi sudah berjalan baik, yang belum mungkin distribusi royalti secara transparan, dengan Velodiva bisa jadi suatu gerbang agar bisa berjalan baik," tutur Sugwantono di kawasan Senayan, Jakarta Pusat.
Sementara itu, Ketua Umum APPBI, Alphonzus Widjaja, menambahkan kerja sama tersebut dapat meredakan kekhawatiran para pelaku usaha.
"Dengan Velodiva, anggota APPBI bisa lebih tenang putar lagu sepuasnya untuk menunjang bisnis para pelaku industri," ucap Alphonsuz.
"Karena semua proses tercatat jelas dan dapat dipertanggungjawabkan. Ini praktik bisnis yang sehat dan membanggakan," tambahnya.
Ditemui dalam kesempatan yang sama, CEO Velodiva, Vedy Eriyanto, juga menyambut baik adanya kerja sama tersebut. Dia menekankan bahwa kehadiran Velodiva memang bertujuan untuk membantu pengguna komersial.
"Kerja sama hari ini sangat produktif sekali terima kasih lepada teman teman APPBI sudah memberikan kepercayaan dan menjadikan kerjasama ini bisa terjadi," ujar Vedy dalam kesempatan yang sama.
Vedy kemudian berharap agar pemerintah bisa melihat bahwa platform Velodiva bisa menjadi jawaban dari kisruh royalti di Tanah Air.
"Kami bersyukur sekali Velodiva mencapai 300 lebih pengguna aktif saat ini, dengan pencatatan Velodiva yang akurat bisa digunakan oleh LMKN dan LMK untuk pencatatan royalti yang lebih akurat dan transparan," tukasnya
Velodiva menyediakan 4 teknologi yang bisa menyelesaikan polemik royalti. Di antaranya ialah Velodiva, Velostage, Sistem Manajemen Royalti dan Gerbang Musik.
Keempat teknologi tersebut saling berkesinambungan untuk menyelesaikan permasalahan royalti. Proses penghitungan dan penghimpunan royalti bisa dilakukan secara transparan lewat ke empat teknologi tersebut.