Kuala Lumpur (ANTARA) - Pemerintah Malaysia menunjukkan upaya untuk terus menggali potensi pendapatan perekonomian nasional melalui dukungan terhadap perkembangan dan pemasaran industri kreatif, termasuk film nasional.
Hal itu mengemuka dalam laporan Menteri Komunikasi Malaysia Fahmi Fadzil di hadapan Dewan Rakyat Malaysia, Parlemen Malaysia, Kuala Lumpur, Malaysia, Senin (3/11), saat Pembahasan Rancangan Undang-Undang Perbekalan 2026 Tingkat Dasar.
Pada kesempatan itu Fahmi menyatakan bahwa sejumlah anggota dewan telah mendorong agar industri kreatif di Malaysia, dapat direncanakan dan dilaksanakan secara strategis untuk dapat menjadi pendorong baru bagi pertumbuhan ekonomi berkelanjutan.
Fahmi juga melaporkan bahwa Kementerian Komunikasi melalui Perbadanan Kemajuan Filem Nasional Malaysia (Finas) senantiasa terus memainkan peran penting dalam membentuk ekosistem ekonomi kreatif atau yang dikenal di Malaysia dengan istilah ekonomi jingga, yang berkelanjutan berdasarkan pelaksanaan inisiatif berdampak tinggi.
Menteri Komunikasi Malaysia itu menyampaikan pihaknya melalui badan terkait telah memperkuat produksi konten bernilai komersial tinggi dengan potensi ekspor ke pasar internasional.
Penguatan itu dilakukan melalui program pemasaran konten kreatif lokal di festival film internasional (Hong Kong Filmart, Marche Du Film Prancis, MIPCOM Prancis).
Pihaknya juga mendukung pengembangan hak kekayaan intelektual lokal melalui pemberian dana hibah Dana Konten Kreatif (DKK) dan pemberian insentif tunai melalui Insentif Film di Malaysia (FIMI).
Selain itu pemerintah Malaysia juga memperluas akses pengembangan sumber daya manusia industri kreatif lokal melalui sertifikasi dan akreditasi, serta memperkuat rantai ekosistem industri film lokal mulai dari tahap pra-produksi, produksi, hingga pascaproduksi.
"Melalui inisiatif seperti Program Pemasaran Internasional Konten Kreatif Lokal dan FIMI, Finas telah mencatatkan penjualan konten kreatif lokal," kata Fahmi.
RoI Festival Film Internasional
Fahmi Fadzil mengatakan tingkat Return On Investment (ROI) dari hasil pemasaran yang dilakukan di festival film internasional antara lain, di Hong Kong Filmart pada tahun 2024 memperoleh 1,89 juta ringgit Malaysia (setara Rp7,5 miliar/kurs 1 ringgit = Rp3.975).
Di Marche Du Film Prancis pada tahun 2022 dan 2023 masing-masing memperoleh RM6,20 juta dan RM5,08 juta.
Sementara di MIPCOM Prancis pada 2024 memperoleh RM7,32 juta.
Melalui pendanaan hibah Dana Konten Kreatif, kata Fahmi, film produksi lokal berjudul "Babah" telah berhasil memperoleh keuntungan sebanyak RM800.000, serta berhasil meraih penghargaan utama dalam Festival Film Malaysia ke-34 (FFM34) yaitu Naskah Terbaik, Cerita Asli Terbaik, Aktris Terbaik, Aktor Terbaik, Sutradara Harapan, dan Film Terbaik.
Sementara itu, kata dia, Badan Investasi Pemerintah MyCreative Ventures (MyCV) sejak didirikan pada tahun 2012 telah melaksanakan berbagai inisiatif pendanaan dan pengembangan industri, untuk membantu perusahaan kreatif lokal menjadi lebih kompetitif dan berkelanjutan, serta mampu tampil sebagai pemain industri penting di tingkat internasional.
Salah satu inisiatifnya, kata Fahmi, adalah Dana Pemasaran dan Promosi Internasional di bawah Dana Konten Kreatif, yang bertujuan mendukung mobilitas artis lokal serta memasarkan karya kreatif Malaysia ke tingkat dunia.
"Sejak dana ini diperkenalkan pada tahun 2023, sebanyak 15 perusahaan telah menerima manfaat dan berhasil menciptakan 118 peluang kerja bagi artis dan pelaku seni lokal. Dana ini digunakan untuk memasarkan karya lokal ke pasar internasional termasuk Amerika Serikat, Jepang, dan Eropa," jelas Fahmi.
Lebih jauh dia menyampaikan sebagai pelengkap bagi ekosistem industri kreatif nasional, pemerintah melalui program insentif keuangan baru - Concerts & Events in Malaysia Incentive (CEMI) yang diperkenalkan pada tahun 2025 dengan dana sebesar RM10 juta, juga mendukung penyelenggaraan konser dan acara bertaraf internasional oleh promotor lokal maupun luar negeri, khususnya di lokasi berkapasitas hingga 15.000 penonton.
Inisiatif ini bertujuan merangsang pertumbuhan ekonomi melalui peningkatan pendapatan pariwisata, penciptaan lapangan kerja, dan dukungan terhadap bisnis lokal.
Sejalan dengan perkembangan pesat industri musik lokal, Kementerian Komunikasi berencana menyelenggarakan Hari Musik Nasional sebagai perayaan resmi untuk menghargai, merayakan, dan memperkuat industri musik Malaysia.
Pada perayaan tersebut, seluruh stasiun radio dan televisi akan menyiarkan lagu-lagu artis lokal.
Inisiatif ini, kata Fahmi, tidak hanya meningkatkan pendapatan royalti bagi artis, tetapi juga memperluas paparan (eksposur), pendidikan, serta menggali bakat baru dari tingkat akar rumput.
"Tujuannya adalah untuk merayakan dan menghargai musik Malaysia sebagai warisan bangsa," ujarnya.
Baca juga: Malaysia proyeksikan pertumbuhan ekonomi 4-4,5 persen pada 2026
Pewarta: Rangga Pandu Asmara Jingga
Editor: Primayanti
Copyright © ANTARA 2025
Dilarang keras mengambil konten, melakukan crawling atau pengindeksan otomatis untuk AI di situs web ini tanpa izin tertulis dari Kantor Berita ANTARA.

3 weeks ago
27






































