Konvoi kapal bantuan untuk Gaza, Global Sumud Flotila (GSF) diserang drone di perairan Yunani pada Selasa (23/9) sekitar pukul 23.00 hingga Rabu (24/9) dini hari waktu setempat. Setidaknya ada 13 ledakan yang terjadi akibat serangan tersebut.
Terkait hal ini, Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) menyerukan penyelidikan terkait serangan tersebut. Juru bicara Kantor Hak Asasi Manusia PBB, Thameen Al-Kheetan, mengatakan penyelidikan harus dilakukan menyeluruh untuk mencari pihak yang bertanggung jawab.
"Penyelidikan yang independen, imparsial, dan menyeluruh," ujarnya dikutip dari AFP, Kamis (25/9).
GSF menduga serangan ini berasal dari Israel yang ingin menghentikan langkah mereka. GSF lalu menyebut serangan yang menimpa kapal-kapal mereka merupakan kejahatan perang dan kejahatan terhadap kemanusiaan dalam misi kemanusiaan.
Kementerian Dalam Negeri Israel pada Senin (22/9) mengatakan tidak akan membiarkan armada bantuan untuk Gaza menembus blokadenya untuk masuk ke wilayah Palestina.
"Israel tidak akan mengizinkan kapal memasuki zona pertempuran aktif dan tidak akan membiarkan pelanggaran blokade laut yang sah," kata Kementerian Luar Negeri dalam sebuah pernyataan.
Kementerian tersebut mengatakan bahwa kapal-kapal tersebut akan diizinkan berlabuh di Ashkelon, Israel, untuk kemudian bantuan dikirim ke Gaza.
"Jika keinginan tulus para peserta armada adalah untuk mengirimkan bantuan kemanusiaan alih-alih melayani Hamas, Israel meminta kapal-kapal tersebut untuk berlabuh di dermaga Ashkelon dan membongkar bantuan di sana, yang darinya akan segera ditransfer secara terkoordinasi ke Jalur Gaza," kata Kementerian tersebut.
Pihak GSF menegaskan bukan bagian dari armada Hamas. GSF memastikan mereka adalah ratusan masyarakat sipil dari 44 negara yang berupaya mengirimkan bantuan makanan dan pasokan medis ke Gaza untuk mengakhiri blokade ilegal israel.
"Kampanye disinformasi ini adalah upaya untuk membenarkan aksi militer terhadap misi kemanusiaan yang dipimpin oleh warga sipil dan tanpa kekerasan," ujar keterangan GSF.
Sejumlah aktivis global ada dalam rombongan GSF. Di antaranya adalah aktivis Swedia Greta Thunberg, aktivis Brasil Thiago Avilla, serta aktivis Jerman Yasmeen Acar.
Ada pula tiga aktivis dari Indonesia yang tengah berlayar ke Gaza. Mereka adalah Muhammad Husein Gaza, Wanda Hamidah, dan Muhammad Faturahman. Namun, ketiganya kini tengah terdampar di pelabuhan Italia.