Menjaga Tambak, Menyelamatkan Laut: Upaya Budidaya Udang yang Berkelanjutan

1 day ago 3
informasi online berita online kabar online liputan online kutipan online slot slot gacor slot maxwin slot online slot game slot gacor online slot maxwin online slot game online slot game gacor online slot game maxwin online demo slot demo slot online demo slot game demo slot gacor demo slot maxwin demo slot game online demo slot gacor online demo slot maxwin online demo slot game gacor online demo slot game maxwin online rtp slot rtp slot online rtp slot game rtp slot gacor rtp slot maxwin rtp slot game online rtp slot gacor online rtp slot maxwin online rtp slot game gacor online rtp slot game maxwin online informasi online berita online kabar online liputan online kutipan online informasi akurat berita akurat kabar akurat liputan akurat kutipan akurat informasi penting berita penting kabar penting liputan penting kutipan penting informasi viral berita viral kabar viral liputan viral kutipan viral informasi terbaru berita terbaru kabar terbaru liputan terbaru kutipan terbaru informasi terkini berita terkini kabar terkini liputan terkini kutipan terkini informasi terpercaya berita terpercaya kabar terpercaya liputan terpercaya kutipan terpercaya informasi hari ini berita hari ini kabar hari ini liputan hari ini kutipan hari ini informasi viral online berita viral online kabar viral online liputan viral online kutipan viral online informasi akurat online berita akurat online kabar akurat online liputan akurat online kutipan akurat online informasi penting online berita penting online kabar penting online liputan penting online kutipan penting online informasi online terbaru berita online terbaru kabar online terbaru liputan online terbaru kutipan online terbaru informasi online terkini berita online terkini kabar online terkini liputan online terkini kutipan online terkini informasi online terpercaya berita online terpercaya kabar online terpercaya liputan online terpercaya kutipan online terpercaya slot slot gacor slot maxwin slot online slot game slot gacor online slot maxwin online slot game online slot game gacor online slot game maxwin online demo slot demo slot online demo slot game demo slot gacor demo slot maxwin demo slot game online demo slot gacor online demo slot maxwin online demo slot game gacor online demo slot game maxwin online rtp slot rtp slot online rtp slot game rtp slot gacor rtp slot maxwin rtp slot game online rtp slot gacor online rtp slot maxwin online rtp slot game gacor online rtp slot game maxwin online
Ilustrasi udang mantis. Foto: Maxfield Weakley/Shutterstock

Tambak udang kerap menjadi perbincangan hangat ketika membahas pertemuan antara ekonomi biru dan pelestarian lingkungan. Di satu sisi, udang vannamei (Litopenaeus vannamei) telah menjelma sebagai komoditas unggulan Indonesia dengan nilai ekspor mencapai miliaran dolar AS per tahun. Di sisi lain, intensifikasi tambak membawa konsekuensi lingkungan: penurunan kualitas air, akumulasi sedimen organik, hingga hilangnya keanekaragaman hayati bentik pesisir. Pertanyaannya: mungkinkah tambak udang tetap menjadi penopang ekonomi sekaligus pelindung ekosistem pesisir?

Jawabannya ada pada bagaimana pelaku usaha, regulator, dan masyarakat memastikan setiap aktivitas budidaya terkendali, bersih, dan dapat dinetralkan kembali sebelum bersentuhan dengan lingkungan alamiah.

Jejak Ekologis Tambak Udang

Intensifikasi tambak udang identik dengan penggunaan pakan dalam jumlah besar, bahan kimia untuk sterilisasi, serta input energi tinggi. Proses ini memunculkan residu organik berupa feses dan sisa pakan yang mengendap di dasar kolam. Menurut Zhang et al. (2022, Aquaculture), akumulasi organik pada tambak intensif meningkatkan risiko hipoksia dan pembentukan senyawa sulfida yang beracun bagi organisme bentik. Jika tidak ditangani, air buangan tambak bisa mengandung nitrogen, fosfor, dan bahan organik tinggi yang memicu eutrofikasi perairan pesisir.

Namun, praktik tersebut bukan harga mati. Kajian FAO (2023) menegaskan bahwa dengan manajemen input yang cermat, sistem budidaya intensif masih bisa beriringan dengan ekosistem sehat. Kuncinya terletak pada pemilihan bahan ramah lingkungan, proses aplikasi yang tepat, serta sistem pengolahan limbah terpadu.

Dari Air Masuk hingga Air Keluar: Rantai Tanggung Jawab

Foto udara area tambak. Foto: Aji Styawan/ANTARA FOTO

Pengelolaan lingkungan tambak udang tidak bisa hanya berfokus pada kolam budidaya. Rantai tanggung jawab dimulai sejak air pertama kali masuk hingga akhirnya dilepaskan kembali.

1. Air Input dan Sterilisasi

Air yang masuk ke tambak kerap mengandung plankton liar, patogen, atau bahan organik berlebih. Sterilisasi menjadi tahap penting, biasanya dilakukan dengan bahan kimia seperti kapur atau oksidator. Namun, kecenderungan global kini mendorong penggunaan probiotik, ozon, hingga biofiltrasi yang lebih ramah lingkungan (Li et al., 2021, Marine Pollution Bulletin).

Selama pemeliharaan, kualitas air dikontrol secara ketat: DO (dissolved oxygen), pH, salinitas, dan amonia. Teknologi real-time monitoring mulai diadopsi di banyak tambak modern. Sistem ini memungkinkan deteksi dini kondisi berbahaya, sehingga intervensi bisa dilakukan sebelum terjadi degradasi kualitas lingkungan (Rahman et al., 2023, Aquacultural Engineering).

Inilah tahap paling krusial: memastikan air keluar tidak menjadi 'racun' bagi laut. Instalasi Pengolahan Air Limbah (IPAL) kini dianggap sebagai best practice. Sistem IPAL berbasis kolam sedimentasi, biofilter, hingga wetland buatan mampu menurunkan beban organik secara signifikan (Budiardi et al., 2022, Indonesian Aquaculture Journal). Bahkan, beberapa perusahaan tambak di beberapa daerah sudah mengembangkan recirculating aquaculture system (RAS) untuk meminimalisasi pelepasan limbah ke lingkungan.