Dari judul "Jangan Panggil Mama Kafir", publik menilai ada sensasi provokatif di dalamnya. Selain itu, plot yang ditawarkan juga terbilang berani.
Cerita berpusat pada sosok Maria (Michelle Ziudith), seorang perempuan Nasrani yang menikah dengan pria Muslim bernama Fafat (Giorgino Abraham). Dari pernikahan mereka, lahir seorang putri bernama Laila (Humaira).
Kehidupan mereka berubah saat Fafat meninggal dunia. Sejak kepergian Fafat, Maria berusaha mendidik Laila dengan ajaran agama Islam, sesuai kepercayaan ayahnya. Konflik semakin memanas ketika Umi Habibah (Elma Theana), ibu dari Fafat, menggugat hak asuh atas Laila.
Dyan Sunu Prastowo menjelaskan detail niatnya untuk membuat film ini. Sunu menjelaskan bahwa topik pernikahan beda agama yang diangkat, ini lahir dari kenyataan.
"Kondisi yang dialami keluarga kecilnya sangat relate dengan kehidupan nyata di masyarakat, khususnya mengenai risiko pernikahan berbeda keyakinan," ungkap Sunu kepada kumparan, Senin (22/9).
Bagi Dyan, tugasnya di sini untuk merefleksikan realita yang sering terjadi, tetapi jarang diangkat ke permukaan.
Menyutradarai film yang menyentuh isu sensitif seperti perbedaan keyakinan tentu bukan perkara mudah. Sunu mengaku ada tantangan besar yang dihadapinya.
"Film ini penuh rasa, emosional yang berlapis, dan juga salah satu tokoh pemeran berusia di bawah 8 tahun," jelas Sunu.
"Jadi kesabaran, membangun rasa dan fokus menjadi tantangan dalam film ini," lanjut Sunu.
Harapan akan Toleransi dan Kebijaksanaan
Sunu Prastowo punya harapan besar soal dampak film ini bagi penonton Indonesia. Sunu blak-blakan ingin menyajikan sebuah kedekatan bagi masyarakat lewat cerita. Sunu juga ingin menyampaikan nilai toleransi yang besar tanpa harus menggurui.
"Cinta memang tak mengenal perbedaan, ruang dan waktu, namun alangkah sempurna jika dalam satu keyakinan," ujar Sunu.
"Bahwa pilihan dalam hidup selalu tersedia, sekarang bagaimana memilih yang terbaik dan bijak untuk melanjutkan hidup ke depan," lanjutnya.
Selain Michelle Ziudith dan Giorgino, film ini dibintangi Humaira, Kaneishia Yusuf, Indra Birowo, Tj Ruth, Dira Sugandi, Ence Bagus, Emmie Lemu, Gilbert Patiruhu, Pratiwi Dwiarti, hingga Runny Rudiyanti.