Kapolri Jenderal Listyo Sigit Prabowo menegaskan komitmennya untuk melakukan transformasi usai bertemu dengan Koalisi Masyarakat Sipil dalam dialog publik di PTIK, Jakarta Selatan.
Koalisi Masyarakat Sipil yang hadiri terdiri dari KontraS, YLBHI, Amnesty Internasional, Imparsial, ICJR, PBHI hingga akademisi seperti Rocky Gerung.
"Kami dari institusi Polri ingin mendengar langsung dari teman-teman koalisi masyarakat sipil tentang apa yang diharapkan oleh masyarakat sipil terhadap institusi Polri, tidak hanya dalam hal penanganan unjuk rasa tapi juga hal-hal lain yang memang langsung dirasakan oleh masyarakat,” kata Listyo di PTIK, Jakarta Selatan, Senin (29/9).
Dalam dialog publik yang mengusung tema Penyampaian Pendapat di Muka Umum Hak dan Kewajiban, Tindakan Anarkistis Menjadi Tanggung Jawab Hukum--itu, Sigit memastikan pertemuan itu akan terus berlanjut ke depannya.
“Oleh karena itu, sekali lagi, kami mewakili institusi mengucapkan terima kasih kepada seluruh rekan-rekan masyarakat sipil dan harapan kami ke depan tentu diskusi ini tidak hanya berhenti sampai di sini tapi terus bisa berlanjut," ujar Sigit.
"Mungkin dalam pertemuan-pertemuan lain yang bersifat informal dan tentunya kami Polri terus akan berupaya untuk melakukan perbaikan melakukan transformasi reform, hal-hal yang memang harus kita lakukan sesuai dengan perkembangan zaman,” sambungnya.
Kapolri kemudian menegaskan komitmennya menjaga hubungan konstruktif dengan masyarakat sipil.
“Sekali lagi, kami ucapkan terima kasih kepada seluruh rekan-rekan semua dan kita harapkan ke depan akan terus terbangun hubungan yang lebih konstruktif untuk kebaikan masyarakat Indonesia, terima kasih,” tutur Listyo.
Dalam dialog tersebut, beberapa kritik disampaikan terkait transformasi Polri. Kritik mulai dari perlunya transformasi di tubuh Polri, sikap Polri yang militeristik, hingga menuntut pembebasan aktivis-aktivis yang ditahan usai rangkaian demo akhir Agustus kemarin.