Ironi Pelaut Indonesia di Panggung Dunia: Reputasi Unggul, Regulasi Lemah

4 days ago 18
informasi online berita online kabar online liputan online kutipan online slot slot gacor slot maxwin slot online slot game slot gacor online slot maxwin online slot game online slot game gacor online slot game maxwin online demo slot demo slot online demo slot game demo slot gacor demo slot maxwin demo slot game online demo slot gacor online demo slot maxwin online demo slot game gacor online demo slot game maxwin online rtp slot rtp slot online rtp slot game rtp slot gacor rtp slot maxwin rtp slot game online rtp slot gacor online rtp slot maxwin online rtp slot game gacor online rtp slot game maxwin online informasi online berita online kabar online liputan online kutipan online informasi akurat berita akurat kabar akurat liputan akurat kutipan akurat informasi penting berita penting kabar penting liputan penting kutipan penting informasi viral berita viral kabar viral liputan viral kutipan viral informasi terbaru berita terbaru kabar terbaru liputan terbaru kutipan terbaru informasi terkini berita terkini kabar terkini liputan terkini kutipan terkini informasi terpercaya berita terpercaya kabar terpercaya liputan terpercaya kutipan terpercaya informasi hari ini berita hari ini kabar hari ini liputan hari ini kutipan hari ini informasi viral online berita viral online kabar viral online liputan viral online kutipan viral online informasi akurat online berita akurat online kabar akurat online liputan akurat online kutipan akurat online informasi penting online berita penting online kabar penting online liputan penting online kutipan penting online informasi online terbaru berita online terbaru kabar online terbaru liputan online terbaru kutipan online terbaru informasi online terkini berita online terkini kabar online terkini liputan online terkini kutipan online terkini informasi online terpercaya berita online terpercaya kabar online terpercaya liputan online terpercaya kutipan online terpercaya slot slot gacor slot maxwin slot online slot game slot gacor online slot maxwin online slot game online slot game gacor online slot game maxwin online demo slot demo slot online demo slot game demo slot gacor demo slot maxwin demo slot game online demo slot gacor online demo slot maxwin online demo slot game gacor online demo slot game maxwin online rtp slot rtp slot online rtp slot game rtp slot gacor rtp slot maxwin rtp slot game online rtp slot gacor online rtp slot maxwin online rtp slot game gacor online rtp slot game maxwin online
sumber:https://pixabay.com/photos/container-ship-container-transport-6631117/

Indonesia kerap berbangga sebagai salah satu pemasok awak kapal terbesar di dunia. Namun di balik kebanggaan itu, tersembunyi kenyataan getir: sistem hukum yang mengatur manning agent perusahaan penyalur awak kapal masih berdiri di atas fondasi yang rapuh.

Regulasi yang tumpang tindih, lemahnya pengawasan, serta kebijakan yang terfragmentasi membuat pelaut Indonesia kerap diperlakukan sebagai “komoditas global”, bukan profesional maritim yang sejajar dengan negara lain.

Padahal, dalam industri pelayaran internasional yang bernilai miliaran dolar, manning agent seharusnya berperan strategis menjamin kualitas, perlindungan, dan kepastian hukum bagi awak kapal. Namun di Indonesia, fungsi itu sering kali tereduksi menjadi sekadar biro penyalur tenaga kerja. Dampaknya bukan hanya menurunkan martabat pelaut, tapi juga merusak kredibilitas Indonesia di mata dunia maritim.

Regulasi Tumpang Tindih, Akuntabilitas Kabur

Hingga kini, Indonesia belum memiliki undang-undang khusus yang menjadi lex specialis untuk mengatur manning agent. Tiga lembaga besar Kementerian Perhubungan (Kemenhub), Kementerian Ketenagakerjaan (Kemnaker), dan Badan Perlindungan Pekerja Migran Indonesia (BP2MI) masing-masing memiliki mandat berbeda tanpa koordinasi yang jelas.

Kemenhub mengatur aspek perizinan dan keselamatan; Kemnaker mengurusi hubungan kerja; sementara BP2MI fokus pada pekerja migran. Akibatnya, tumpang tindih kewenangan tak terhindarkan. Satu manning agent bahkan bisa berada di bawah tiga rezim administratif berbeda hanya untuk bisa beroperasi secara sah.

Dalam kondisi seperti ini, akuntabilitas mudah hilang. Ketika pelaut mengalami kecelakaan atau eksploitasi di luar negeri, tak ada satu pun instansi yang mau bertanggung jawab penuh.

MLC 2006: Ratifikasi yang Setengah Hati

Enam tahun setelah Indonesia meratifikasi Maritime Labour Convention (MLC) 2006, pelaksanaannya masih jauh dari harapan. Banyak kontrak kerja pelaut belum memenuhi standar konvensi, mulai dari jam kerja, upah layak, hingga hak repatriasi.

Perlindungan sosial sering kali berhenti di atas kertas. Ketika terjadi kecelakaan, kompensasi dan asuransi sulit diakses. Sanksi bagi pelanggaran pun umumnya bersifat administratif, jarang menyentuh aspek pidana atau tanggung jawab korporasi.

Indonesia tampak “patuh secara formal”, tetapi “abai secara substansial” dalam melindungi warganya yang berjuang di laut lepas.

Kekosongan Hukum: Ship Management Tak Diakui

Dalam praktik internasional, perusahaan ship management mengelola seluruh aspek operasional kapal termasuk awaknya. Namun regulasi Indonesia belum mengakui entitas ini secara hukum.

Akibatnya, batas tanggung jawab antara shipowner, ship manager, dan Read Entire Article