Jakarta (ANTARA) - Indonesia terus memperkuat kerja sama di sektor kelautan dengan China melalui sejumlah komitmen kolaborasi yang dilakukan antara Kementerian Kelautan dan Perikanan (KKP) Republik Indonesia (RI) dan beberapa lembaga pendidikan, penelitian, serta industri China belum lama ini.
Sejumlah kemitraan baru tersebut diharapkan dapat memperkuat implementasi program ekonomi biru dan meningkatkan daya saing sumber daya manusia (SDM) kelautan dan perikanan domestik.
"Kerja sama internasional menjadi kunci untuk memastikan Indonesia tidak hanya menjadi pengguna, tetapi juga pencipta inovasi kelautan," kata Kepala Badan Penyuluhan dan Pengembangan SDM Kelautan dan Perikanan KKP I Nyoman Radiarta dalam keterangan resminya di Jakarta, Jumat.
Dalam kunjungan kerja ke Shenzhen dan Zhuhai pada pekan lalu, KKP RI menggelar pertemuan dengan sejumlah mitra asal China. Kunjungan ini menghasilkan salah satunya kerja sama dengan Universitas Sun Yat-sen di bidang konservasi karbon biru, perubahan iklim, dan teknologi kelautan.
KKP RI juga menjajaki peluang kerja sama dengan Universitas Kelautan Guangdong (Guangdong Ocean University/GUO) di bidang akuakultur, pengolahan hasil perikanan, pengembangan masyarakat pesisir, dan pendidikan vokasi. Sebagai bagian dari kerja sama ini, GUO akan mendukung program pertukaran pelajar dan tenaga ahli kedua negara yang akan dimulai pada 2026.
Selain itu, KKP RI berencana menyelenggarakan program pelatihan bersama di bidang teknologi kelautan yang akan berlangsung di Jakarta pada bulan ini. Pelatihan ini merupakan hasil kerja sama dengan First Institute of Oceanography (FIO) di bawah naungan Kementerian Sumber Daya Alam China dan perusahaan teknologi perikanan China, Hinesor Group.
Kedua negara semakin aktif mengeksplorasi potensi kerja sama di sektor kelautan dan perikanan. Pada awal Juni lalu, KKP RI juga menjalin kerja sama dengan Fujian Institute for Sustainable Oceans (FISO) di bawah Universitas Xiamen (Xiamen University) dalam proyek penataan ruang laut di Teluk Balikpapan, Kalimantan Timur.
Pewarta: Xinhua
Editor: Martha Herlinawati Simanjuntak
Copyright © ANTARA 2025
Dilarang keras mengambil konten, melakukan crawling atau pengindeksan otomatis untuk AI di situs web ini tanpa izin tertulis dari Kantor Berita ANTARA.

2 weeks ago
18






































