Taiyuan (ANTARA) - Forum Taiyuan Energy Low Carbon Development 2025 telah berakhir pada 28 September lalu di Taiyuan, Provinsi Shanxi, China utara. Delegasi Indonesia berpartisipasi dalam berbagai forum multilateral mengenai transisi energi, mengunjungi sejumlah perusahaan lokal ternama, serta mencapai serangkaian nota kesepahaman kerja sama, yang meletakkan fondasi kokoh bagi pengembangan kerja sama di berbagai bidang antara kedua pihak.
Sejak digelar pada 2016, forum ini menjadi ajang khusus di bidang pembangunan rendah karbon energi kokas di China, yang bertujuan membangun platform dialog dan kerja sama di sektor energi internasional, meliputi isu-isu global seperti revolusi energi dan pengurangan batu bara untuk mitigasi karbon.
Setelah bertahun-tahun, proporsi kapasitas produksi batu bara tingkat lanjut di Shanxi meningkat dari 68 persen pada 2019 menjadi 82 persen pada 2024. Kapasitas terpasang energi baru dan energi bersih naik dari 33,9 persen pada 2019 menjadi 49,7 persen pada 2024. Pada saat yang sama, intensitas konsumsi energi Shanxi menurun signifikan, dengan tingkat penurunan berada di jajaran teratas nasional dan menarik perhatian dunia.
Dalam forum ini, delegasi dari berbagai negara termasuk Indonesia memberikan pujian tinggi atas pencapaian aktif Shanxi dalam mendorong transisi energi serta berbagi konsep pembangunan dan pengalaman praktik masing-masing di sektor energi. Semua pihak sepakat untuk lebih memperdalam kerja sama internasional di bidang energi hijau, mendorong terbentuknya sistem tata kelola energi global yang adil, seimbang, dan inklusif, serta berupaya tanpa henti demi pembangunan berkelanjutan energi global dan terbangunnya komunitas dengan masa depan bersama bagi umat manusia.
Selain itu, Duta Besar (Dubes) Republik Indonesia (RI) untuk China Djauhari Oratmangun bersama rombongan mengunjungi Shanxi Construction Investment Group. Dia menyampaikan bahwa proyek seperti Detian Coking Indonesia yang dibangun oleh Shanxi Construction Investment tidak hanya menciptakan banyak lapangan kerja lokal, tetapi juga mendorong perkembangan rantai industri hulu dan hilir terkait, sehingga menjadi cerminan nyata kerja sama praktis antara kedua negara.
Ketua Shanxi Construction Investment Dang Xiangrong berharap dapat memfokuskan kerja sama di masa depan pada bidang pertambangan dan pembangunan tambang, pembangunan infrastruktur, energi baru, kawasan bahan bangunan, serta bangunan prefabrikasi. Dia mengusulkan kerja sama multilevel dan lintas bidang, termasuk investasi, konstruksi, dan perdagangan, guna membangun "identitas baru" yang berpengaruh di Indonesia.
Sebagai daerah berbasis sumber daya, baik Indonesia maupun Shanxi sama-sama memiliki cadangan batu bara yang melimpah dan tengah berada di titik bersejarah transformasi hijau. Dalam beberapa tahun terakhir, kedua pihak semakin sering berinteraksi di bidang transisi energi.
Shanxi, dengan produksi batu bara tahunan sekitar 1,3 miliar ton, merupakan salah satu basis energi utama di China. Di masa lalu, pembangunan ekonominya sangat bergantung pada industri batu bara. Untuk keluar dari kondisi tersebut, pada 2019 China menetapkan provinsi ini sebagai "Zona Percontohan Reformasi Komprehensif Revolusi Energi", dengan harapan bahwa melalui transformasi hijau, Shanxi dapat mengeksplorasi jalur baru bagi pembangunan daerah berbasis sumber daya di China maupun dunia.
Pada 2024, "delegasi pencari pengetahuan" Indonesia, yang terdiri dari pejabat pemerintah dan perwakilan bisnis, mengunjungi Shanxi, meninjau sejumlah perusahaan energi dan kawasan industri rendah karbon, serta mendapatkan pemahaman langsung atas upaya Shanxi dalam transisi energi dan mengeksplorasi jalur transformasi daerah berbasis batu bara. Selain itu, kedua pihak juga mendirikan lembaga penelitian bersama dengan fokus pada transisi energi, yang melibatkan pejabat pemerintah dan pakar energi Indonesia sebagai peneliti. Inisiatif ini membentuk mekanisme dialog dan kerja sama antara Shanxi dengan provinsi Kalimantan Timur dan Sumatra Selatan.
Djauhari Oratmangun mengatakan Indonesia saat ini berada dalam periode penting pembangunan. Kedua belah pihak dapat sepenuhnya memanfaatkan potensi pembangunan Indonesia di bidang manufaktur dan kekayaan sumber dayanya yang melimpah. Melalui penggerak ganda perdagangan dan investasi, kerja sama dapat diperluas secara menyeluruh, mewujudkan keunggulan yang saling melengkapi serta manfaat bersama.
Pewarta: Xinhua
Editor: Maria Rosari Dwi Putri
Copyright © ANTARA 2025
Dilarang keras mengambil konten, melakukan crawling atau pengindeksan otomatis untuk AI di situs web ini tanpa izin tertulis dari Kantor Berita ANTARA.