Tokyo (ANTARA) - Media resmi pemerintah China pada Sabtu menyuarakan kekhawatiran setelah Sanae Takaichi terpilih sebagai pemimpin Partai Demokrat Liberal (LDP) yang berkuasa di Jepang, dengan menyoroti sikapnya yang dianggap keras dan nasionalis.
Seorang sumber di pemerintah China juga memperingatkan soal Takaichi, merujuk pada beberapa kali pertemuannya dengan pejabat Taiwan serta kunjungannya ke Kuil Yasukuni di Tokyo yang kontroversial karena dikaitkan dengan Perang Dunia II.
Media China juga melabeli Takaichi — yang bakal menjadi perdana menteri perempuan pertama di Jepang — sebagai nasionalis sayap kanan.
Pada September lalu, China menggelar parade militer besar untuk memperingati 80 tahun kemenangan atas Jepang dalam Perang Dunia II. Beijing diperkirakan akan mengawasi ketat ucapan dan tindakan Takaichi, khususnya yang berkaitan dengan Taiwan dan keamanan kawasan.
Fokus diplomasi sekarang bergeser ke sejumlah KTT akhir tahun ini, tetapi pertemuan puncak Jepang-China dalam kesempatan itu masih belum dipastikan. Hal itu menunjukkan masih adanya kecurigaan terhadap posisi Takaichi dalam isu-isu sensitif bagi China.
Kantor berita Xinhua melaporkan bahwa Takaichi menuai kritik atas komentarnya mengenai turis asing yang diduga "menendang rusa" di Taman Nara — salah satu destinasi wisata populer di Jepang. Lawan politiknya mengecam pernyataannya itu sebagai hal yang tidak pantas.
Sumber: Kyodo
Baca juga: Takaichi menang pilpres LDP, siap jadi PM perempuan pertama Jepang
Baca juga: Angka pengangguran Jepang naik jadi 2,6 persen pada Agustus 2025
Penerjemah: Anton Santoso
Editor: M Razi Rahman
Copyright © ANTARA 2025
Dilarang keras mengambil konten, melakukan crawling atau pengindeksan otomatis untuk AI di situs web ini tanpa izin tertulis dari Kantor Berita ANTARA.