Kuala Lumpur (ANTARA) - ASEAN meluncurkan tiga inisiatif terkait inklusivitas dan keberlanjutan di kawasan yang menandai awal dari babak baru dalam sejarah asosiasi negara-negara Asia Tenggara itu dalam mewujudkan cita-cita jangka panjang.
"Ketiga inisiatif yang diluncurkan hari ini akan menjadi warisan Malaysia dalam keketuaan ASEAN 2025, yang akan terus memberi manfaat bagi ASEAN dan negara-negara anggotanya di masa depan," ujar Menteri Luar Negeri Malaysia Mohamad Hasan di acara peluncuran tiga inisiatif ASEAN di Kuala Lumpur Convention Centre, Malaysia, Jumat.
Dia menyampaikan ketiga inisiatif itu adalah adalah Pusat Keunggulan UMKM untuk Transisi Hijau di ASEAN (MSME Excellence Centre for Green Transition in ASEAN); Laporan ASEAN ke depan: Ekosistem Sains, Teknologi, dan Inovasi ASEAN 2035 dan Seterusnya (ASEAN STI Ecosystem Foresight 2035 and Beyond); dan Buku ASEAN 2025: Membentuk Masa Depan yang Inklusif dan Berkelanjutan (ASEAN in 2025: Shaping an Inclusive and Sustainable Future).
Ketiga inisiatif itu merupakan hasil dari kolaborasi, refleksi, dan visi bersama selama berbulan-bulan keketuaan Malaysia di ASEAN.
Hasan menyampaikan kekuatan ASEAN selalu diukur dari kemampuannya untuk beradaptasi. Sejak didirikan pada masa Perang Dingin hingga upaya pembangunan komunitas yang terus berlanjut hingga kini, ASEAN senantiasa menjadi pelopor kerja sama di tengah ketidakpastian, memastikan adanya tujuan bersama di tengah keberagaman.
Selama satu tahun terakhir, sebagai Ketua ASEAN, Malaysia telah memajukan agenda inklusivitas dan keberlanjutan, kata dia.
Dengan menjadikan dua prinsip tersebut sebagai tema utama, Malaysia memastikan bahwa fase berikutnya dari pertumbuhan ASEAN berakar pada nilai-nilai yang abadi.
"Hal ini akan menjadi penentu ketika kita memasuki era yang ditandai oleh meningkatnya persaingan geopolitik, tantangan lingkungan, dan disrupsi teknologi.
Dalam konteks itu, peluncuran hari ini memiliki makna yang istimewa," jelas dia.
Masing-masing inisiatif itu, dengan caranya sendiri, mempersiapkan ASEAN untuk dunia yang terus berubah.
Hasan mengatakan ketiga insiatif itu menegaskan tekad kolektif ASEAN untuk membentuk masa depan yang inklusif dan berkelanjutan, sekaligus mencerminkan semangat dalam tindakan nyata: praktis, visioner, dan berakar kuat pada nilai-nilai bersama ASEAN.
Inisiatif pertama yakni Pusat Keunggulan UMKM untuk Transisi Hijau di ASEAN mencerminkan prinsip bahwa transformasi ekonomi harus dimulai dari akar rumput.
Di seluruh kawasan, usaha mikro, kecil, dan menengah (UMKM) merupakan tulang punggung ekonomi ASEAN, di mana UMKM mempekerjakan sebagian besar tenaga kerja dan mendorong inovasi lokal.
Melalui MEGA, para pelaku UMKM memperoleh akses ke pusat pendidikan dan pelatihan yang membantu mereka beralih menuju model bisnis yang hijau dan berkelanjutan.
Dengan memungkinkan semua bisnis untuk berpartisipasi dalam transisi hijau, ASEAN tidak hanya melindungi mata pencaharian, tetapi juga mempersiapkan ekonomi ASEAN menghadapi realitas masa depan rendah karbon.
Inisiatif kedua, laporan ASEAN ke depan: Ekosistem Sains, Teknologi, dan Inovasi ASEAN 2035, menggambarkan upaya kawasan untuk mengantisipasi masa depan.
Dalam hal ini, pandangan ASEAN ke depan bukanlah meramal masa depan, melainkan kesiapsiagaan—melihat lebih jauh agar dapat bertindak lebih cepat.
Laporan ASEAN ke depan mengidentifikasi tren, disrupsi, dan peluang yang akan membentuk sains, teknologi, dan inovasi di dekade mendatang, serta menawarkan jalur agar sains, teknologi dan inovasi dapat menjadi mesin penggerak ekonomi dan kemakmuran kolektif ASEAN.
"Melalui ini, kita akan memastikan kemajuan ASEAN dipandu bukan oleh kebetulan, tetapi oleh pilihan—berdasarkan pengetahuan, digerakkan oleh inovasi, dan diarahkan menuju masa depan yang inklusif dan berkelanjutan," ujar Hasan.
Inisiatif ketiga, buku ASEAN 2025: Membentuk Masa Depan yang Inklusif dan Berkelanjutan, berdiri sebagai refleksi sekaligus warisan.
Dengan kontribusi lebih dari tiga puluh pakar terkemuka di kawasan, buku ini mengumpulkan gagasan di bidang geopolitik, keberlanjutan, perdagangan, ekonomi, dan teknologi, yang merupakan tema-tema yang akan menentukan nasib bersama ASEAN.
"Buku ini mengingatkan kita bahwa sentralitas dan relevansi ASEAN tidak bisa dianggap sebagai sesuatu yang pasti. Sebaliknya, hal itu menuntut refleksi, pembaruan, dan inovasi yang berkelanjutan—didorong oleh gagasan berani yang menuntun arah agar ASEAN tetap menjadi komunitas yang dinamis dan visioner di dekade-dekade mendatang," katanya.
Menurut Hasan, secara keseluruhan, ketiga inisiatif ini mencerminkan keyakinan bahwa ASEAN tetap kuat, bersatu, dan siap menghadapi masa depan.
"Pekerjaan kita belum selesai, namun keyakinan kita tetap sama bahwa dengan bersama-sama, kawasan ini dapat terus menjadi mercusuar inklusivitas dan keberlanjutan bagi dunia. Dengan semangat itu, saya dengan bangga meluncurkan ketiga inisiatif ini," jelasnya.
Dia berharap upaya kolaboratif dapat terus menuntun ASEAN dengan semangat, menuju masa depan yang lebih aman bagi semua yang menyebut kawasan sebagai rumah.
Baca juga: Sekjen ASEAN puji kepemimpinan Lula bela negara Global South
Baca juga: Presiden Brasil Lula berkunjung ke Sekretariat ASEAN, temui Sekjen Kao
Pewarta: Rangga Pandu Asmara Jingga
Editor: Aditya Eko Sigit Wicaksono
Copyright © ANTARA 2025
Dilarang keras mengambil konten, melakukan crawling atau pengindeksan otomatis untuk AI di situs web ini tanpa izin tertulis dari Kantor Berita ANTARA.

1 month ago
29






































