Memiliki dua putri dari generasi yang berbeda, Gen Z dan Gen Alpha, menjadi tantangan tersendiri bagi seorang Artika Sari Devi dalam urusan pengasuhan.
Menurut Artika Sari Devi, ada perbedaan karakteristik dan kebutuhan yang sangat kontras antara dua generasi ini, terutama dalam kaitannya dengan dunia digital.
Artika mengatakan bahwa putri sulungnya, Sara Abiela Ibrahim, yang termasuk Gen Z, masih melewati masa transisi. Saat kecil, paparan gadget belum begitu masif. Namun, kondisi berubah saat pandemi, karena terbatasnya interaksi sosial dengan dunia luar.
"Di mana sebenarnya masa-masa transisi remaja itu kebutuhan untuk dia bersosialisasi dengan teman-temannya secara langsung, tatap muka, tuh enggak ada," kata Artika Sari Devi kepada wartawan di kawasan Tangerang Selatan, belum lama ini.
"Jadi itu tantangan saya adalah untuk mengajak dia untuk, ayo ketemu orang, sosialisasi," sambungnya.
Artika Sari Devi soal Urus Anak Gen Alpha
Sementara itu, Artika Sari Devi mengalami tantangan berbeda saat mengurus putri bungsunya, Dayana Zoelie Ibrahim, yang merupakan Gen Alpha.
Sebagai generasi digital native, teknologi sudah menjadi bagian tak terpisahkan dari hidupnya, termasuk dalam dunia pendidikan.
"Kalau Gen Alpha, ini memang lahir jebrot, emang sudah jadi digital native, pure ya, 100% gitu, karena di sekolahannya juga semuanya sudah pakai Google Class," tutur Artika.
Artika mengatakan bahwa peran orang tua mulai tergeser oleh kemajuan teknologi. Ia bahkan pernah berdebat oleh sang anak yang menggunakan referensi dari kecerdasan buatan.
"'Ma, tapi aku lihat di ChatGPT enggak gitu, Ma'," beber Artika menirukan ucapan anaknya.
Dari hal tersebut, Artika menyadari bahwa strategi utama orang tua kini adalah memberikan sesuatu yang tidak bisa diberikan oleh teknologi.
"Bonding, kehangatan itu enggak bisa didapat dari ChatGPT. Pelukan, kemudian mendengarkan apa yang jadi curhatan dia, itu salah satu strategi," kata Artika.