Direktur Arista Group, Christoforus Ronny Ng mengeklaim mayoritas penjualan mobil listrik murni atau Battery Electric Vehicle (BEV) di Indonesia, berasal dari jaringan diler beberapa merek yang di bawah naungan perusahaannya.
"Total kontribusi penjualan EV saat ini berasal dari Arista sebesar 40 persen, paling banyak dari Wuling dan BYD dari seluruh total market," buka Ronny saat lawatannya ke kantor kumparan, Jakarta (2/10).
Arista Group setidaknya menaungi jenama Wuling, BYD, Denza, dan Hyundai yang meniagakan BEV. Selain penjualan konsumen pribadi, Ronny mengaku pembelian juga tidak sedikit datang dari sektor fleet seperti armada taksi daring.
"BYD M6 itu hampir 80 persen dari Grab, yang Grab Premium. BYD memang menunjukkan produk yang pas dengan dibutuhkan di Indonesia saat ini," imbuhnya.
Arista Group bakal menambah satu lagi merek yang berfokus pada penjualan BEV untuk segmen komersial yaitu Farizon Auto. Ronny bilang, pasar kendaraan komersial BEV di dalam negeri memiliki potensi yang besar.
"Komersial ini menjadi salah satu bagian untuk memberikan new energy yang sangat baik untuk Indonesia. Ini bisa meringankan subsidi BBM, kemudian polusi yang sudah cukup tinggi," jelasnya.
Penjualan BEV di Indonesia sepanjang tahun 2025 berjalan mengalami pertumbuhan positif. Data Gabungan Industri Kendaraan Bermotor Indonesia (Gaikindo), selama bulan Januari hingga Agustus, kenaikannya mencapai 14,9 persen.
Hasil tersebut memperbaiki catatan minus pada Juni dan Juli lalu. Distribusi dari pabrik ke diler (wholesales) bulan Agustus jumlahnya 6.358 unit, naik dari Juli yang totalnya 5.531 unit. Sementara akumulasi 8 bulan tahun ini totalnya 51.192 unit.
Kemudian data Kementerian Perindustrian (Kemenperin) menjabarkan penjualan BEV dari tahun ke tahun terus mengalami lonjakan. Semula pada 2021 jumlahnya hanya 685 unit, menjadi 43.194 unit sepanjang tahun 2024.