.png)
1 day ago
5
Jakarta (ANTARA) - Akademisi sekaligus Mantan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Anies Baswedan menilai bahwa saat ini diperlukan eksperimen kurikulum lintas negara di kawasan ASEAN.
"Saya pikir kita perlu bergerak sedikit lebih jauh dalam hal mobilitas pembelajaran, eksperimen kurikulum lintas negara di kawasan ASEAN," kata Anies Baswedan dalam agenda "ASEAN for the People's Conference" oleh Foreign Policy Community of Indonesia (FPCI) di Jakarta, Ahad.
Anies mencontohkan, seorang guru matematika asal Vietnam mengajar selama setahun di Indonesia atau relawan dari Kamboja mungkin membantu literasi digital di Malaysia.
Selain kurikulum lintas negara ASEAN, katanya, diperlukan juga pertukaran yang tidak hanya melibatkan mahasiswa, tetapi juga guru dan relawan muda di dalam pembelajaran.
"Mobilitas tersebut membantu, tidak hanya dalam hal keterampilan, tetapi juga dalam hal anak-anak tumbuh bersama, melihat diri mereka sebagai bagian dari Komunitas ASEAN," ucapnya.
Dengan lintas kurikulum tersebut, diharapkan dapat menjadikan pendidikan lebih relevan dan bahkan lebih relevan dengan masa depan Komunitas ASEAN, papar Anies.
Anies menggarisbawahi bahwa pendidikan adalah ekosistem yang tidak hanya melibatkan pemerintah, namun juga komunitas, LSM, sektor swasta serta pemimpin lokal.
Lebih lanjut ia mengatakan bahwa ASEAN kini harus mendefinisikan ulang pendidikan yang bukan hanya sebagai tangga kesuksesan bagi individu, tetapi pendidikan harus menjadi fondasi untuk beradaptasi dan mempersiapkan Komunitas ASEAN di masa depan.
"Saya pikir jika kita berani memikirkan kembali, pendidikan dapat menjadi kontribusi terbesar ASEAN bagi dunia," ucapnya.
Baca juga: Anies: Pendidikan integritas penting untuk cegah korupsi di Indonesia
Pewarta: Asri Mayang Sari
Editor: M Razi Rahman
Copyright © ANTARA 2025
Dilarang keras mengambil konten, melakukan crawling atau pengindeksan otomatis untuk AI di situs web ini tanpa izin tertulis dari Kantor Berita ANTARA.
