Sosok Oto Iskandar di Nata, pahlawan nasional di uang Rp20 ribu

22 hours ago 3
informasi online berita online kabar online liputan online kutipan online slot slot gacor slot maxwin slot online slot game slot gacor online slot maxwin online slot game online slot game gacor online slot game maxwin online demo slot demo slot online demo slot game demo slot gacor demo slot maxwin demo slot game online demo slot gacor online demo slot maxwin online demo slot game gacor online demo slot game maxwin online rtp slot rtp slot online rtp slot game rtp slot gacor rtp slot maxwin rtp slot game online rtp slot gacor online rtp slot maxwin online rtp slot game gacor online rtp slot game maxwin online informasi online berita online kabar online liputan online kutipan online informasi akurat berita akurat kabar akurat liputan akurat kutipan akurat informasi penting berita penting kabar penting liputan penting kutipan penting informasi viral berita viral kabar viral liputan viral kutipan viral informasi terbaru berita terbaru kabar terbaru liputan terbaru kutipan terbaru informasi terkini berita terkini kabar terkini liputan terkini kutipan terkini informasi terpercaya berita terpercaya kabar terpercaya liputan terpercaya kutipan terpercaya informasi hari ini berita hari ini kabar hari ini liputan hari ini kutipan hari ini informasi viral online berita viral online kabar viral online liputan viral online kutipan viral online informasi akurat online berita akurat online kabar akurat online liputan akurat online kutipan akurat online informasi penting online berita penting online kabar penting online liputan penting online kutipan penting online informasi online terbaru berita online terbaru kabar online terbaru liputan online terbaru kutipan online terbaru informasi online terkini berita online terkini kabar online terkini liputan online terkini kutipan online terkini informasi online terpercaya berita online terpercaya kabar online terpercaya liputan online terpercaya kutipan online terpercaya slot slot gacor slot maxwin slot online slot game slot gacor online slot maxwin online slot game online slot game gacor online slot game maxwin online demo slot demo slot online demo slot game demo slot gacor demo slot maxwin demo slot game online demo slot gacor online demo slot maxwin online demo slot game gacor online demo slot game maxwin online rtp slot rtp slot online rtp slot game rtp slot gacor rtp slot maxwin rtp slot game online rtp slot gacor online rtp slot maxwin online rtp slot game gacor online rtp slot game maxwin online

Jakarta (ANTARA) - Kalau Anda pernah memegang uang kertas Rp20.000 keluaran tahun 1992 pasti familiar dengan sosok pria berwajah tegas dengan senyuman dan memiliki tahi lalat di atas alis-nya.

Dialah Oto Iskandar di nata, atau yang akrab dijuluki “Si Jalak Harupat". Tokoh asal Jawa Barat yang dikenal sebagai perintis kemerdekaan sekaligus pembela rakyat kecil.

Namanya mungkin tak sepopuler pahlawan nasional lain di buku sejarah, tapi kiprah-nya dalam memperjuangkan kemerdekaan dan keberanian membela kebenaran membuatnya jadi salah satu figur penting dalam perjalanan bangsa.

Banyak yang masih belum mengetahui perjuangan dan kisah tragis di baliknya Lantas seperti apa sosok pahlawan yang ada di mata uang RI dalam pecahan 20 ribu keluaran lama? Simak profilnya berikut ini, berdasarkan informasi dari berbagai sumber.

Identitas dan latar belakang pendidikan

Oto Iskandar di Nata, salah satu tokoh penting dalam sejarah perjuangan Indonesia, lahir di Bojongsoang, Kabupaten Bandung, pada 31 Maret 1897. Ia merupakan putra dari pasangan Siti Hidayah dan Raden Haji Adam Rahmat, seorang bangsawan Sunda terkemuka yang dikenal dengan nama Nataatmadja.

Berasal dari keluarga terpandang memberikan Oto kesempatan untuk memperoleh pendidikan terbaik pada masanya. Ia mengawali pendidikan dasarnya di Hollandsch Inlandsche School (HIS) Bandung, sebelum melanjutkan ke Kweekschool atau Sekolah Guru di kota yang sama dan menamatkan-nya pada tahun 1917.

Tidak berhenti sampai di situ, Oto kemudian meneruskan pendidikannya ke jenjang yang lebih tinggi di Hogere Kweekschool (Sekolah Guru Atas) Purworejo, Jawa Tengah, dan berhasil menyelesaikannya pada tahun 1920.

Awal karir dan kiprah di dunia pendidikan

Setelah menyelesaikan studi-nya, Oto kembali ke dunia pendidikan dengan menjadi guru di beberapa sekolah tempat ia menimba ilmu, seperti HIS Bandung dan HIS Banjarnegara. Dedikasi-nya dalam mengajar dan kepedulian-nya terhadap rakyat pribumi membuat namanya dikenal luas.

Berkat kecerdasan dan wawasannya yang luas, Oto kemudian dipercaya menjadi kepala sekolah di HIS Pekalongan. Dalam kepemimpinan-nya, ia berupaya membuka kesempatan bagi anak-anak pribumi untuk bisa mengenyam pendidikan, sesuatu yang kala itu sulit didapat karena dominasi kolonial Belanda.

Peran dalam gerakan nasional

Semangat nasionalisme yang tumbuh dalam diri Oto mendorongnya untuk terlibat dalam berbagai organisasi pergerakan kebangsaan. Ia dikenal sebagai sosok yang cerdas, kritis, dan berani menyuarakan kepentingan rakyat di tengah tekanan kolonialisme.

Beberapa organisasi yang menjadi wadah perjuangannya antara lain:

• Ketua Paguyuban Pasundan (1929–1942)

Organisasi sosial-budaya Sunda ini berkembang menjadi gerakan politik di bawah kepemimpinan Oto. Ia memperluas arah perjuangan Paguyuban Pasundan, tidak hanya di bidang budaya, tetapi juga dalam memperjuangkan hak politik dan ekonomi masyarakat Sunda dan Bumiputera.

• Anggota Volksraad atau Dewan Rakyat (1931)

Dalam lembaga parlemen semu Hindia Belanda ini, Oto dikenal dengan julukan “Si Jalak Harupat” karena keberaniannya bersuara lantang dan tajam terhadap kebijakan pemerintah kolonial yang menindas rakyat Indonesia. Meskipun forum tersebut didominasi oleh Belanda, Oto tetap berani mengemukakan pandangan kritisnya demi kepentingan bangsa.

• Pemimpin Surat Kabar Tjahaja (1942–1945)

Melalui media ini, Oto terus menyalakan semangat nasionalisme di kalangan rakyat, mendorong kesadaran akan pentingnya kemerdekaan, dan mempersiapkan mental bangsa untuk menyongsong kebebasan dari penjajahan.

Kontribusi dalam proses kemerdekaan Indonesia

Pada masa pendudukan Jepang (1942–1945), Oto tetap melanjutkan perjuangannya, meskipun harus menyesuaikan strategi. Ia kemudian tergabung dalam Badan Penyelidik Usaha-usaha Persiapan Kemerdekaan Indonesia (BPUPKI) dan Panitia Persiapan Kemerdekaan Indonesia (PPKI), dua lembaga bentukan Jepang yang berperan penting dalam proses menuju kemerdekaan.

Melalui wadah tersebut, Oto berperan dalam merumuskan dasar-dasar konstitusi negara serta mendorong agar proklamasi kemerdekaan segera dilaksanakan. Pemikiran-pemikiran besarnya turut mempengaruhi penyusunan Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia.

Setelah Indonesia merdeka pada 17 Agustus 1945, Oto Iskandar di Nata dipercaya menjadi Menteri Negara dalam kabinet pertama Republik Indonesia. Dalam perannya, ia bertanggung jawab membantu pembentukan lembaga-lembaga negara guna memperkuat pemerintahan yang baru berdiri dan menghadapi berbagai ancaman di masa revolusi.

Akhir hidup yang tragis

Namun, di tengah semangat mempertahankan kemerdekaan, nasib tragis menimpa Oto Iskandar di Nata. Pada Desember 1945, ia diculik oleh sekelompok orang yang dikenal dengan nama “Laskar Hitam” atau “Gerakan Republik Indonesia” di kawasan Tangerang. Motif di balik penculikan-nya masih menjadi misteri hingga kini.

Beberapa hari setelah peristiwa itu, tepatnya pada 20 Desember 1945, Oto dikabarkan meninggal dunia di daerah Mauk, Tangerang. Kepergiannya meninggalkan luka mendalam dalam sejarah bangsa, sebab jasadnya tak pernah ditemukan hingga saat ini.

Baca juga: Gambar 12 pahlawan nasional akan diabadikan dalam rupiah

Baca juga: BI segera terbitkan uang rupiah desain baru

Baca juga: Antara doeloe : Pembangunan Tugu Pahlawan kekurangan uang

Pewarta: Sean Anggiatheda Sitorus
Editor: Alviansyah Pasaribu
Copyright © ANTARA 2025

Dilarang keras mengambil konten, melakukan crawling atau pengindeksan otomatis untuk AI di situs web ini tanpa izin tertulis dari Kantor Berita ANTARA.

Read Entire Article