Jakarta (ANTARA) - Tanggal 11 November dikenal sebagai Hari Jomblo Sedunia, momen untuk merayakan kemandirian dan kebebasan diri. Banyak yang mengira status lajang identik dengan rasa sepi, padahal dari sudut pandang psikologis, menjadi jomblo justru menyimpan banyak keuntungan.
Tidak adanya ketergantungan pada pasangan membuat seseorang lebih leluasa bertumbuh, fokus pada pengembangan diri, dan membangun kebahagiaan tanpa tekanan.
Menariknya, sejumlah penelitian juga menunjukkan bahwa mereka yang lajang cenderung memiliki kualitas hidup mental yang lebih stabil dalam beberapa aspek.
Jadi, apa saja manfaat psikologis yang bisa membuat status jomblo justru patut dirayakan? Ini tujuh keuntungan yang perlu ketahui, berdasarkan informasi yang telah dihimpun dari berbagai sumber.
Keuntungan menjadi jomblo
1. Lebih sehat dan aktif secara fisik
Sebuah riset yang dimuat di Psychology Today menunjukkan bahwa mereka yang masih lajang baik laki-laki maupun perempuan cenderung lebih sering berolahraga dibandingkan orang yang sudah memiliki pasangan. Aktivitas fisik yang lebih rutin membuat para jomblo punya peluang lebih besar untuk menjaga kebugaran tubuh dan mencapai kondisi fisik ideal.
2. Relasi sosial lebih luas
Menjalani hidup sebagai lajang membuat seseorang punya lebih banyak waktu untuk berinteraksi dengan teman, keluarga, dan lingkungan sekitar. Tanpa harus membagi perhatian pada pasangan, para jomblo biasanya lebih rajin menjaga hubungan dan hadir untuk orang terdekat.
Sebuah studi juga menemukan bahwa mereka yang sudah menikah sering kali lebih fokus pada keluarga inti, sehingga jaringan sosialnya justru menyempit. Sementara seorang jomblo tetap memiliki koneksi sosial yang kuat dan beragam.
3. Lebih fokus membangun karir
Dalam sebuah hubungan, kompromi adalah hal yang tak terelakkan sering kali menyita waktu dan energi. Sebaliknya, saat masih lajang, Anda bisa mendedikasikan seluruh perhatian untuk mengembangkan karir.
Mulai dari mengikuti pelatihan, mengejar target pekerjaan, hingga memulai usaha baru, semua bisa dilakukan lebih leluasa. Ini juga menjadi masa terbaik untuk memperkuat kondisi finansial dan menata masa depan tanpa gangguan dalam menjalin hubungan.
4. Kemandirian yang lebih matang
Hidup sendiri membantu seseorang terbiasa mengambil keputusan dan menyelesaikan masalah tanpa bergantung pada orang lain. Kemandirian ini membentuk pribadi yang lebih kuat, tahan banting, dan siap menghadapi tantangan apa pun. Kepercayaan pada kemampuan diri pun berkembang secara alami seiring perjalanan.
5. Emosi lebih stabil
Dalam sebuah hubungan, perselisihan adalah hal yang sering muncul dan dapat mempengaruhi kondisi emosional. Tekanan tersebut bisa menyebabkan stres dan berdampak pada kesehatan, seperti meningkatnya tekanan darah hingga risiko penyakit jantung pada jangka panjang.
Sebaliknya, mereka yang masih lajang biasanya memiliki kendali emosi yang lebih baik dan lebih jarang terjebak dalam konflik intens, sehingga kondisi psikis dan fisik-nya lebih terjaga.
6. Ruang finansial lebih bebas
Walaupun sebagian orang yang masih sendiri harus berjuang memenuhi kebutuhan hidupnya, status jomblo juga memberikan keuntungan dari sisi keuangan. Tanpa tanggungan pasangan atau keluarga kecil, seseorang punya kesempatan lebih besar untuk mengambil pekerjaan tambahan, mengembangkan usaha, atau mencoba peluang baru tanpa banyak tekanan.
Menurut Scott, seorang pakar hubungan, ketika seseorang masih lajang, pengeluaran yang dikeluarkan umumnya hanya untuk dirinya sendiri. Itu berarti uang yang dihasilkan bisa digunakan sepenuhnya untuk kebutuhan pribadi, menabung, atau investasi. Berbeda dengan mereka yang sudah memiliki pasangan atau anak, pos pengeluaran biasanya jauh lebih besar karena harus mengakomodasi lebih dari satu kebutuhan.
7. Kepercayaan diri bertumbuh dengan sehat
Tanpa pasangan yang menjadi tempat bergantung, seorang jomblo belajar menemukan kekuatan dan nilai dirinya sendiri. Dengan fokus pada apa yang ingin dicapai, rasa percaya diri tumbuh secara alami. Kemampuan untuk mencintai diri dan menghargai potensi pribadi inilah yang pada akhirnya menciptakan kebahagiaan dari dalam.
Baca juga: Asal usul dan makna Hari Jomblo Sedunia, bukan sekadar lelucon
Baca juga: Masih jomblo di usia 30 tahun? Ini kemungkinannya kata Habib Ja'far
Baca juga: Sisi positif status jomblo saat wabah corona
Pewarta: Sean Anggiatheda Sitorus
Editor: Alviansyah Pasaribu
Copyright © ANTARA 2025
Dilarang keras mengambil konten, melakukan crawling atau pengindeksan otomatis untuk AI di situs web ini tanpa izin tertulis dari Kantor Berita ANTARA.

1 week ago
20







































