Orang tua dari MAR, siswa SDN 108 Tengkerang Labuai Pekanbaru yang meninggal dunia diduga akibat aksi bullying, resmi melaporkan kasus tersebut ke Polresta Pekanbaru.
Laporan dibuat pada Selasa (25/11), dengan didampingi kuasa hukum keluarga, Suroto. Orang tua korban datang sambil membawa foto mendiang anak mereka.
Suroto menjelaskan laporan ini dibuat untuk meluruskan berbagai pemberitaan yang dinilai simpang siur terkait penyebab kematian siswa kelas VI tersebut.
“Keluarga kecewa dikarenakan pihak sekolah telah menyangkal terjadinya kekerasan,” ujar Suroto.
Menurutnya, pihak sekolah sebelumnya justru sempat menawarkan mediasi untuk mendamaikan kejadian tersebut, sehingga keluarga menilai bantahan sekolah tidak konsisten.
“Jelas-jelas pem-bully-an memang terjadi dan juga ada saksi rekan korban yang melihat kejadian perundungan tersebut,” tegas Suroto.
Keluarga juga menyampaikan keberatan terhadap pernyataan pihak sekolah yang menyebut korban memiliki penyakit bawaan, seperti sakit jantung dan rematik.
“Keluarga membantah bahwa korban memiliki penyakit bawaan. Keluarga kecewa dengan pernyataan-pernyataan yang dikeluarkan dari pihak sekolah,” tambahnya.
Suroto mengungkapkan MAR bukan satu-satunya murid yang menjadi sasaran kekerasan. Sejumlah teman korban juga disebut mengalami perundungan oleh pelaku yang sama.
“Hari ini kami datang untuk membuat laporan, untuk menyampaikan bahwa kejadian bullying memang benar terjadi kepada korban,” katanya.
Ia berharap kepolisian dapat mengusut kasus ini secara tuntas dan menghadirkan fakta yang sebenarnya.
“Pelaku pem-bully-an juga mengaku bahwa ia benar memukul dada anak klien kami,” ujar Suroto.
Sebelumnya, Suroto menjelaskan peristiwa bullying terjadi pada Kamis (13/11). Saat itu, korban tengah belajar kelompok di dalam kelas bersama beberapa teman.
“Peristiwa tersebut terjadi saat belajar kelompok. Kepala korban ditendang oleh temannya berinisial FT,” ungkapnya.
Usai kejadian, salah satu teman korban, AR langsung memberi tahu wali kelas yang berada di ruangan yang sama.
“Peristiwa sudah dilaporkan teman korban ke wali kelas. Tetapi wali kelas hanya mengatakan ‘Iya, tunggu’,” jelas Suroto.
Setiba di rumah, korban mengeluh kepada ibunya dan menyatakan enggan kembali ke sekolah. Keesokan harinya, MAR tiba-tiba mengalami kelumpuhan da...

7 hours ago
1






































