Wakapolri Komjen Dedi Prasetyo bicara “rapor merah” yang masih menjadi pekerjaan rumah bagi Polri. Menurutnya penegakan hukum dan pelayanan publik mendapat sorotan serius dari masyarakat.
Dedi mengatakan, rapor merah itu harus dilihat dari dua sisi perspektif yakni invert looking atau dari sisi internal, dan juga out of looking atau dari sisi masyarakat.
“Dari invert looking masyarakat melihat ada 11 permasalahan yang harus diselesaikan oleh polisi baik itu kekerasan, pungli, kemudian penggunaan kekuatan secara berlebihan,” ujar Dedi dalam rapat kerja bersama Komisi III DPR di Gedung DPR, Senayan, Jakarta Pusat, Selasa (18/11).
Eks AsSDM Polri ini menilai, dari sisi kultural Polri harus berbenah. Salah satu pembenahan yang bisa dilakukan yakni memahami kondisi rakyat.
“Polri jangan berlaku hedon, flexing. Ya, Polri betul-betul harus betul-betul melihat bagaimana kondisi masyarakat secara objektif,” ucapnya.
Dedi menekankan, citra Polri sangat dipengaruhi dari bagaimana cara melayani publik. Celakanya, ujung tombak Polri yang langsung bersentuhan dengan publik yakni Polsek, Polres dan Polda mayoritas bermasalah.
“Wajah kepolisian ini sangat dipengaruhi oleh pelayanan publik. Apabila pelayanan publik kami baik karena 62% permasalahan kami ada di tingkat Polsek, Polres, dan Polda, kalau ini bisa kita selesaikan maka 62% permasalahan polisi bisa kita kami selesaikan,” kata Dedi.

1 week ago
17

,x_140,y_26/01kax7hxp9gssg76ng2npxjbe4.jpg)
,x_140,y_26/01kax76yr9hjr5fbw2c24n1n5g.jpg)
,x_140,y_26/01kax6rwg34neek8ya75cbpsz1.jpg)



































