Sepucuk surat: Kehidupan di tengah gencatan senjata di Israel dan Gaza

3 days ago 4
informasi online berita online kabar online liputan online kutipan online slot slot gacor slot maxwin slot online slot game slot gacor online slot maxwin online slot game online slot game gacor online slot game maxwin online demo slot demo slot online demo slot game demo slot gacor demo slot maxwin demo slot game online demo slot gacor online demo slot maxwin online demo slot game gacor online demo slot game maxwin online rtp slot rtp slot online rtp slot game rtp slot gacor rtp slot maxwin rtp slot game online rtp slot gacor online rtp slot maxwin online rtp slot game gacor online rtp slot game maxwin online informasi online berita online kabar online liputan online kutipan online informasi akurat berita akurat kabar akurat liputan akurat kutipan akurat informasi penting berita penting kabar penting liputan penting kutipan penting informasi viral berita viral kabar viral liputan viral kutipan viral informasi terbaru berita terbaru kabar terbaru liputan terbaru kutipan terbaru informasi terkini berita terkini kabar terkini liputan terkini kutipan terkini informasi terpercaya berita terpercaya kabar terpercaya liputan terpercaya kutipan terpercaya informasi hari ini berita hari ini kabar hari ini liputan hari ini kutipan hari ini informasi viral online berita viral online kabar viral online liputan viral online kutipan viral online informasi akurat online berita akurat online kabar akurat online liputan akurat online kutipan akurat online informasi penting online berita penting online kabar penting online liputan penting online kutipan penting online informasi online terbaru berita online terbaru kabar online terbaru liputan online terbaru kutipan online terbaru informasi online terkini berita online terkini kabar online terkini liputan online terkini kutipan online terkini informasi online terpercaya berita online terpercaya kabar online terpercaya liputan online terpercaya kutipan online terpercaya slot slot gacor slot maxwin slot online slot game slot gacor online slot maxwin online slot game online slot game gacor online slot game maxwin online demo slot demo slot online demo slot game demo slot gacor demo slot maxwin demo slot game online demo slot gacor online demo slot maxwin online demo slot game gacor online demo slot game maxwin online rtp slot rtp slot online rtp slot game rtp slot gacor rtp slot maxwin rtp slot game online rtp slot gacor online rtp slot maxwin online rtp slot game gacor online rtp slot game maxwin online

Yerusalem (ANTARA) - Mohamed Alazeb, seorang mahasiswa di Gaza yang membagikan kehidupan sehari-harinya di media sosial, harus belajar di sebuah meja kayu kecil di tenda darurat sejak gencatan senjata Gaza yang mulai diberlakukan pada 10 Oktober, membawa ketenangan yang relatif di wilayah kantong tersebut dan memungkinkan dirinya untuk melanjutkan studi.

Meja tersebut sangat rendah dan tidak nyaman sehingga dia harus membungkuk dan menekuk kakinya ke dalam saat menulis.

"Belajar di tenda sangat melelahkan dan terasa seperti tantangan yang sia-sia dan tidak menyenangkan," ujarnya. "Namun, saya siap melakukannya."

Di seberang perbatasan di Israel, meja-meja disiapkan untuk tujuan yang berbeda.

Untuk waktu yang lama dalam dua tahun terakhir, sebuah meja panjang yang terdiri dari beberapa meja kecil diletakkan di Lapangan Sandera (Hostages Square) di Tel Aviv. Menghadap ke arah markas militer, meja itu dikelilingi oleh 48 kursi kosong, dan di masing-masing kursi tersebut terdapat foto seorang tawanan.

Sebelum gencatan senjata diberlakukan, keluarga-keluarga berkumpul di sekitar meja setiap akhir pekan, berteriak hingga larut malam: "Gencatan senjata sekarang! Kembalikan mereka semua!"

Dari 48 sandera yang ditawan oleh militan Palestina, 20 orang telah dipulangkan bersama jasad 25 orang lainnya, sementara tiga jasad belum dikembalikan ke Israel. Dahulu merupakan simbol reuni, meja itu juga berfungsi sebagai monumen ketiadaan.

Dua meja. Dua bangsa. Satu perang yang sama. Dampaknya menyentuh setiap kehidupan di sini.

Bagi sebagian teman saya dari Israel dan Palestina, perang jarang benar-benar "berakhir."

Seorang warga Palestina pernah mengatakan kepada saya bahwa kata untuk gencatan senjata dalam bahasa Arab, yakni "Hudna", memiliki arti "tenang", bukan "akhir". "Ketenangan ditakdirkan untuk hancur, selama penindasan masih berlanjut," tuturnya.

Seorang teman dari Israel pernah mengatakan kepada saya bahwa, dalam pola pikir keamanan Israel, perdamaian hanyalah "jeda" di antara dua perang. "Dikelilingi musuh, Israel menjalani setiap hari dengan bersiap menghadapi yang berikutnya."

Namun, ketenangan yang relatif selama sebulan terakhir telah membuat banyak orang di Palestina dan Israel meyakini bahwa perang mungkin setidaknya sudah berhenti untuk sementara. Para pemimpin politik dari kedua belah pihak telah menyatakan "kemenangan".

Israel mengatakan bahwa pihaknya telah mengubah krisis menjadi peluang, menghancurkan kapasitas militer Hamas, memukul mundur Hizbullah, menggulingkan rezim lama Suriah, dan mengekang ancaman nuklir Iran.

Hamas juga mengeklaim kemenangan. Setelah kobaran api dan pertumpahan darah, Hamas mengatakan bahwa "agresi Zionis" telah dihalau, Israel dikutuk secara global, negara Palestina diakui oleh lebih banyak negara, serta perjuangan kenegaraan Palestina semakin kuat.

Dalam beberapa jam setelah penarikan pasukan Israel dari Gaza City, pasukan keamanan Hamas telah kembali menguasai jalan-jalan utama.

Bagi saya, perang juga telah meninggalkan jejaknya.

Saya menjadi sangat sensitif terhadap setiap suara. Suara mesin mobil bisa tiba-tiba membuat jantung saya berdebar kencang, suara mesinnya terlalu mirip dengan sirene peringatan. Di tempat umum, saya tetap waspada. Di dalam bus, setiap gerakan mendadak, suara yang tidak biasa, atau bayangan aneh bisa membuat saya bangkit dan melarikan diri.

Selama 12 hari paling menegangkan dalam konflik Iran-Israel, saya hampir tidak merasa lapar atau perlu tidur. Satu hari yang tenang membuat saya gelisah. Mengapa tidak ada rudal yang datang? Ketika sirene yang familier meraung dan disusul oleh ledakan-ledakan, saya justru akhirnya bisa tertidur lelap.

Banyak area yang juga dipetakan ulang. Situs-situs bersejarah, jalur pendakian, kafe, dan toko buku yang hendak saya dikunjungi sebelum ditugaskan ke Israel kini telah digantikan oleh titik-titik konflik, pangkalan-pangkalan Israel di sepanjang perbatasan Gaza, dan bangunan-bangunan yang hancur akibat serangan rudal.

Sebagai jurnalis foto di Yerusalem, saya kini memiliki kebiasaan menulis buku harian. Waktu tidak lagi diukur dengan kalender, melainkan dengan tindak kekerasan: "Saat Festival Pertengahan Musim Gugur 2024, Israel melancarkan serangan pager terhadap Hizbullah"; "13 Juni menandai pecahnya putaran kedua konflik Iran-Israel"; "Tahun ini menandai tahun kedua konflik Israel-Palestina". Saya mengisi buku catatan saya dengan peristiwa-peristiwa tersebut.

Pada 9 Oktober, hari ketika Israel dan Hamas menyepakati gencatan senjata setelah lebih dari dua tahun berperang, saya membuka kalender yang penuh dengan catatan dan membubuhkan tanda tanya di samping tanggal tersebut. "Mungkinkah ini menandai awal dari perdamaian yang kekal?"

Seperti kebanyakan warga Israel dan Palestina, saya berharap permusuhan tidak pernah terulang. Namun, saya tidak tahu berapa lama waktu yang dibutuhkan bagi mereka untuk berdamai dan hidup berdampingan dengan rukun.

Masih ada jalan panjang yang harus ditempuh sebelum orang-orang dapat menemukan jawaban atas pertanyaan itu, bukan dalam janji-janji atau jeda sementara, tetapi dalam kehidupan sehari-hari yang bebas dari gangguan.

Pewarta: Xinhua
Editor: Junaydi Suswanto
Copyright © ANTARA 2025

Dilarang keras mengambil konten, melakukan crawling atau pengindeksan otomatis untuk AI di situs web ini tanpa izin tertulis dari Kantor Berita ANTARA.

Read Entire Article