Tokyo (ANTARA) - Perdana Menteri Jepang Sanae Takaichi mengungkapkan melalui platform X bahwa ia sempat kesulitan menentukan busana untuk tampil perdana dalam acara KTT G20.
Ia mengaku menghabiskan waktu jauh lebih lama dari perkiraan saat memilih pakaian sehari sebelum keberangkatan ke Afrika Selatan untuk menghadiri KTT G20.
Pada akhirnya, Takaichi, perempuan perdana menteri pertama Jepang, memilih busana yang sudah ia miliki.
Namun, unggahannya ditutup dengan keluhan bahwa ia mungkin perlu membeli pakaian yang “memberinya keuntungan dalam negosiasi diplomatik, meski harus memaksakan diri.”
Perhatian terhadap pilihan busana Takaichi sebelumnya mencuat di parlemen.
Pada 14 November, Sekretaris Jenderal Partai Sanseito yang berhaluan populis, Hiroshi Ando, mendesaknya tampil dalam balutan busana dari kain terbaik Jepang dan karya para perajin unggulan.
Dalam unggahannya di X, Takaichi menulis bahwa ia tidak memiliki pakaian seperti itu dan menilai saran Ando “ada benarnya.”
Ia menambahkan bahwa dirinya menghabiskan waktu beberapa jam untuk memilih “pakaian yang tidak terlihat murah” dan “pakaian yang tidak membuatnya diremehkan.”
Politisi konservatif yang mulai menjabat pada 21 Oktober 2025 itu kerap memilih warna biru untuk mencitrakan kekuatan, kebiasaan yang dikaitkan dengan kekagumannya pada mantan Perdana Menteri Inggris Margaret Thatcher, yang dikenal dengan busana biru khasnya.
Baca juga: Kolaborasi Indonesia-Jepang lahirkan investor baru kembangkan EBT
Baca juga: Jepang perkenalkan kuliner halal bagi wisatawan Muslim Indonesia
Baca juga: Jepang siap dukung program prioritas Presiden Prabowo
Penerjemah: Primayanti
Editor: M Razi Rahman
Copyright © ANTARA 2025
Dilarang keras mengambil konten, melakukan crawling atau pengindeksan otomatis untuk AI di situs web ini tanpa izin tertulis dari Kantor Berita ANTARA.

20 hours ago
1




































