PT Pertamina (Persero) mengidentifikasi penemuan (discovery) baru pada 23 lapangan minyak dan gas bumi (migas). Rencana pengembangan (plan of development/PoD) ditargetkan ditetapkan maksimal dalam 5 tahun.
Direktur Keuangan Pertamina, Emma Sri Martini, mengatakan perusahaan berupaya meningkatkan lifting migas yang mengalami penurunan alamiah (natural decline) sebesar 21-24 persen per tahun.
“Pengembangan lapangan baru, teridentifikasi sudah ada 23 lapangan discovery yang sedang kita upayakan. Sepuluh lapangan dengan PoD kurang dari 2 tahun, dan 13 lapangan dengan PoD lebih dari 2 tahun sudah kita identifikasi dalam 5 tahun ke depan,” ungkapnya saat Rapat Komisi VI DPR, Rabu (19/11).
Selain eksplorasi, Pertamina juga mengupayakan kenaikan lifting migas dari sisi eksploitasi. Pertama, menargetkan pengeboran 4.000 sumur pengembangan, 4.000 kegiatan workover, dan 156.000 kegiatan well intervention serta well service.
Upaya lain dilakukan melalui intervensi peningkatan produksi dan lifting sumur-sumur tua dengan teknologi enhanced oil recovery (EOR) dan chemical enhanced oil recovery (CEOR), serta pengembangan minyak non konvensional (MNK).
“Untuk 16 proyek prioritas EOR dan CEOR yang akan on stream hingga 2030, antara lain CEOR Lapangan Minas A dan C, Lapangan Zulu Primary, Lapangan NDD, Lapangan Krisna, dan Lapangan Rama.
“Kemudian beberapa hak konsesi, ketentuan fiskal, entitas MNK, dan berbagai bentuk kemitraan sedang diupayakan dengan berkolaborasi bersama SKK Migas. Appraisal multi-stages fracturing juga sedang dilakukan untuk peningkatan produksi dan lifting,” tutur Emma.
Pertamina juga akan mengebor 134 sumur eksplorasi sepanjang 2026-2030, sebagaimana tercantum dalam Rencana Jangka Panjang Perusahaan (RJPP).
“Di lain pihak, optimasi biaya juga sedang kami lakukan untuk efisiensi dan efektivitas biaya serta optimalisasi lapangan migas yang marginal,” tambahnya.
Sebelumnya, Subholding Upstream PT Pertamina Hulu Energi (PHE) menargetkan produksi minyak mentah 2025 mencapai 559 ribu barrel oil per day (BOPD), naik 0,6 persen dari tahun sebelumnya.
Direktur Utama PHE, Awang Lazuardi, mengatakan PHE mengoperasikan 24 persen wilayah kerja (WK) migas domestik, dengan kontribusi 69 persen produksi minyak dan 37 persen produksi gas nasional.

6 days ago
5

,x_140,y_26/01kax7hxp9gssg76ng2npxjbe4.jpg)
,x_140,y_26/01kax76yr9hjr5fbw2c24n1n5g.jpg)
,x_140,y_26/01kax6rwg34neek8ya75cbpsz1.jpg)



































