Jakarta (ANTARA) - Pakar Hubungan Internasional Universitas Padjadjaran Teuku Rezasyah berharap Afrika Selatan segera menanggapi kebijakan bebas visa yang diumumkan Indonesia, agar dapat memperkuat hubungan ekonomi dan konektivitas kedua negara.
Kepada ANTARA yang menghubunginya dari Jakarta, Sabtu, Reza mengatakan Afrika Selatan berpotensi menjadi pintu masuk bagi Indonesia untuk memperluas perdagangan dengan wilayah Afrika bagian selatan, sehingga diperlukan koordinasi lanjutan seperti penerbangan atau pengiriman langsung.
Ia menilai kebijakan bebas visa itu dapat meningkatkan kerja sama ekonomi, pariwisata, dan teknologi antara kedua negara, terutama karena Indonesia dan Afrika Selatan memiliki kesamaan visi yang terbentuk dari sejarah hubungan diplomatik mereka.
Reza menambahkan pemerintah Indonesia dinilai konsisten melanjutkan semangat kerja sama yang telah dibangun para pemimpin terdahulu kedua negara.
Baca juga: Gibran umumkan kebijakan bebas visa untuk Afrika Selatan di CEO Forum
Pada Jumat (21/11), Wakil Presiden Gibran Rakabuming Raka mengumumkan kebijakan bebas visa bagi warga Afrika Selatan saat berbicara dalam Indonesia–Africa CEO Forum di Johannesburg.
Kebijakan itu disebut sebagai tindak lanjut pertemuan Presiden Prabowo Subianto dan Presiden Afrika Selatan Cyril Ramaphosa di Jakarta pada Oktober lalu.
Berdasarkan Peraturan Presiden No. 95/2024 dan Peraturan Menteri Imigrasi No. 9/2025, Indonesia sebelumnya telah membebaskan visa kunjungan bagi warga negara anggota ASEAN, Suriname, Kolombia, Hong Kong, Brasil, dan Turki.
Selain Indonesia, anggota ASEAN adalah Brunei Darussalam, Filipina, Kamboja, Laos, Malaysia, Myanmar, Singapura, Thailand, Vietnam, dan Timor Leste.
Baca juga: KTT G20 beserta diplomasi Indonesia
Pewarta: Cindy Frishanti Octavia
Editor: Rahmad Nasution
Copyright © ANTARA 2025
Dilarang keras mengambil konten, melakukan crawling atau pengindeksan otomatis untuk AI di situs web ini tanpa izin tertulis dari Kantor Berita ANTARA.

1 day ago
2







































