Brussels (ANTARA) - Konsumsi Uni Eropa bertanggung jawab atas hilangnya 149 juta pohon di seluruh dunia antara tahun 2021 dan 2023, menurut penelitian baru yang ditugaskan oleh kelompok lingkungan World Wide Fund for Nature (WWF), Selasa.
Studi itu mengkaji dampak permintaan Uni Eropa terhadap komoditas utama, termasuk kedelai, minyak sawit, kakao, kopi, daging sapi, kulit, karet, dan kayu bulan industri, dan menemukan bahwa konsumsi blok tersebut menyebabkan rata-rata hilangnya 50 juta pohon per tahun, setara dengan 100 pohon setiap menit.
WWF mengatakan temuan itu menyoroti kebutuhan mendesak untuk implementasi penuh dan tepat waktu dari Peraturan Deforestasi Uni Eropa (EUDR), dan memperingatkan terhadap pelemahan atau penundaan aturan tersebut.
Menurut laporan tersebut, konsumsi cokelat di Uni Eropa mendorong hilangnya lebih dari 10 juta pohon setiap tahun.
Daging sapi dan produk kulit berkontribusi terhadap hilangnya 10 juta pohon lainnya per tahun, sementara penggunaan minyak sawit oleh UE mengakibatkan penebangan lebih dari 6 juta pohon.
Sekitar 6,4 juta pohon hilang setiap tahunnya akibat impor kedelai, sebagian besar untuk pakan ternak yang digunakan dalam produk-produk seperti ikan, keju, dan telur. Konsumsi kopi menyumbang hilangnya lebih dari 3 juta pohon per tahun.
Jerman jejak terbesar
Data tersebut memperkirakan "jejak konsumsi akhir" produk di setiap negara anggota Uni Eropa setelah perdagangan dan transformasi rantai pasok yang kompleks.
Jerman menyumbang kehilangan tahunan tertinggi dengan 13 juta pohon, diikuti oleh Spanyol (6,5 juta) dan Prancis (6,3 juta). Berdasarkan data per kapita, Belanda memimpin dengan 272 pohon hilang per 1.000 penduduk setiap tahunnya, di atas Luksemburg (226) dan Finlandia (177).
WWF juga menilai dampak karbon yang terkait dengan keterlambatan penegakan EUDR, berdasarkan volume impor komoditas yang diatur.
Di seluruh Uni Eropa, penundaan satu tahun dapat mengakibatkan 16,8 juta ton emisi impor -- setara dengan setiap penduduk London yang terbang ke New York tiga kali dalam satu tahun. Laporan itu memperkirakan bahwa implementasi penuh EUDR dapat mencegah 387 juta ton emisi gas rumah kaca pada 2035, setara dengan penutupan permanen delapan pembangkit listrik tenaga batu bara besar.
WWF memperingatkan bahwa tanpa penegakan hukum yang cepat, tren impor yang meningkat dapat mendorong emisi tambahan lebih tinggi lagi, mencapai 17,4 juta ton setara CO2 tambahan.
Sumber: Anadolu
Baca juga: Hari Pohon, pakar soroti peran pohon untuk oksigen-mitigasi bencana
Baca juga: Delegasi RI tanam pohon untuk imbangi emisi perjalanan ke COP30 Brasil
Penerjemah: Cindy Frishanti Octavia
Editor: M Razi Rahman
Copyright © ANTARA 2025
Dilarang keras mengambil konten, melakukan crawling atau pengindeksan otomatis untuk AI di situs web ini tanpa izin tertulis dari Kantor Berita ANTARA.

6 days ago
5

,x_140,y_26/01kax7hxp9gssg76ng2npxjbe4.jpg)
,x_140,y_26/01kax76yr9hjr5fbw2c24n1n5g.jpg)
,x_140,y_26/01kax6rwg34neek8ya75cbpsz1.jpg)



































