Jakarta (ANTARA) - Indonesia memiliki peran strategis dalam industri akuakultur global dan menegaskan perannya sebagai pemimpin dalam mendorong pengembangan ekonomi biru di kawasan Samudra Hindia, menurut Kementerian Luar Negeri (Kemlu) RI.
“Pada 2022, Indonesia menempati posisi sebagai produsen akuakultur terbesar kedua di dunia, menyumbang sekitar 10 persen dari total produksi global,” kata Direktur Jenderal Asia Pasifik dan Afrika Kemlu RI Abdul Kadir Jailani dalam keterangan tertulis Kemlu RI di Jakarta, Kamis.
Menurutnya, capaian tersebut sangat relevan pada hari ini, sejalan dengan prioritas Presiden Prabowo dalam memperkuat ketahanan pangan nasional.
Dia menyampaikan hal tersebut dalam penyelenggaraan lokakarya internasional berjudul “IORA Workshop on Enhancing Biosecurity Practices in Inland Aquaculture Farms” di Padang, Sumatra Barat, pada 19-20 November 2025.
Selain itu, Gubernur Sumatra Barat Mahyeldi Ansharullah mengatakan bahwa pemerintah provinsi Sumatra Barat berkomitmen untuk menjadikan Sumatra Barat sebagai motor pertumbuhan ekonomi daerah yang berkelanjutan.
Lokakarya internasional itu membahas berbagai macam topik terkait penguatan ketahanan pangan di sektor akuakultur, baik dari sisi kebijakan nasional maupun praktik terbaik yang telah diterapkan di berbagai negara anggota IORA.
Disebutkan juga bahwa fokus diskusi mencakup penerapan biosekuriti dalam budidaya perikanan darat, peningkatan kapasitas pemangku kepentingan, serta inovasi akuakultur berkelanjutan yang mampu mendukung kesejahteraan masyarakat pesisir.
Para peserta juga melakukan kunjungan lapangan ke unit usaha budidaya ikan, ‘Kampung Guo’ dan ‘Tuan Krab’ di Padang untuk melihat langsung penerapan prinsip biosekuriti dan sistem biofolk serta inovasi pengolahan hasil perikanan yang mendukung nilai tambah ekonomi lokal.
Lokakarya internasional tersebut diselenggarakan oleh Kemlu RI dan Kementerian Kelautan dan Perikanan (KKP) RI, dan dihadiri oleh perwakilan FAO Bin Hao, pakar akuakultur Thailand Malasri Khumsri, serta negara anggota dan mitra dialog IORA.
Diketahui Sumatra Barat mengekspor hasil ikan laut senilai Rp3,5 miliar pada kuartal I-2025, di mana komoditas yang diekspor termasuk ikan hias laut, ikan betutu, tuna beku, ikan garing (Tor tambroides), dan cangkang kerang dengan tujuan ekspor ke China, Jepang, Malaysia, Thailand, dan AS.
Indian Ocean Rim Association (IORA) merupakan organisasi antar pemerintah yang dibentuk pada 1997 untuk mendorong kerja sama ekonomi, sosial, dan maritim di kawasan Samudra Hindia.
Anggota IORA mencakup negara-negara pesisir Samudra Hindia, termasuk Australia, Indonesia, dan negara-negara Asia lainnya, serta memiliki sekretariat di Mauritius.
IORA memiliki fokus terhadap isu-isu strategis seperti ekonomi biru, keamanan maritim, investasi, perdagangan, penanganan bencana, dan kerja sama ilmiah-teknologi.
Baca juga: KKP ungkap produk akuakultur Indonesia mampu bersaing secara global
Baca juga: KKP gelar APA 2024 galang dukungan pembangunan akuakultur dalam negeri
Baca juga: Wamen Investasi arahkan China ke Sulut dan Malut untuk ekonomi biru
Pewarta: Cindy Frishanti Octavia
Editor: Azis Kurmala
Copyright © ANTARA 2025
Dilarang keras mengambil konten, melakukan crawling atau pengindeksan otomatis untuk AI di situs web ini tanpa izin tertulis dari Kantor Berita ANTARA.

5 days ago
6

,x_140,y_26/01kax7hxp9gssg76ng2npxjbe4.jpg)
,x_140,y_26/01kax76yr9hjr5fbw2c24n1n5g.jpg)
,x_140,y_26/01kax6rwg34neek8ya75cbpsz1.jpg)



































