Teheran (ANTARA) - Wakil Presiden Iran sekaligus Presiden Organisasi Tenaga Atom Iran, Mohammad Eslami, pada Minggu (16/11) mengatakan bahwa situs nuklir pertama Iran yang diserang Israel pada Juni adalah pabrik produksi bahan bakar untuk reaktor penelitian nuklir.
Dia menegaskan bahwa informasi mengenai fasilitas tersebut hanya diketahui oleh Badan Tenaga Atom Internasional (IAEA).
“Situs pertama yang diserang Israel adalah pabrik yang memproduksi bahan bakar untuk Reaktor Teheran … Informasi mengenai fasilitas itu telah kami sampaikan kepada IAEA,” kata Eslami dalam sebuah konferensi di Teheran.
“Kami memiliki ruang uji coba di gedung tersebut, dan ruangan itu dilengkapi dengan bantuan IAEA. Ruangan itulah yang menjadi sasaran serangan. Bagaimana mungkin serangan setepat itu terjadi tanpa penyalahgunaan informasi dari IAEA?” ujarnya melanjutkan.
Eslami menjelaskan bahwa reaktor penelitian nuklir yang menggunakan bahan bakar tersebut memiliki tujuan damai, termasuk untuk memproduksi obat-obatan radioaktif bagi rumah sakit.
Sebelumnya pada 13 Juni, Israel melancarkan operasi militer terhadap Iran dengan menargetkan fasilitas nuklir, komandan militer, fisikawan nuklir terkemuka, serta pangkalan udara, setelah menuduh Iran menjalankan program nuklir militer rahasia.
Iran membantah tuduhan tersebut. Selama 12 hari, Iran dan Israel saling melancarkan serangan, yang kemudian disusul oleh Amerika Serikat yang menyerang fasilitas nuklir Iran pada 22 Juni.
Teheran membalas dengan menyerang Pangkalan Udara Al Udeid milik AS di Qatar, kemudian menyatakan bahwa Iran tidak berniat meningkatkan eskalasi konflik lebih lanjut.
Presiden AS Donald Trump pada 23 Juni mengatakan bahwa Israel dan Iran telah sepakat untuk melakukan gencatan senjata guna mengakhiri “perang 12 hari” tersebut.
Sumber: Sputnik/RIA Novosti
Baca juga: Menlu G7 desak Iran terlibat perundingan soal program nuklir
Baca juga: Iran sebut Barat negosiasi nuklir setelah serangan militer "gagal"
Baca juga: Iran dan Rusia bahas kolaborasi nuklir jelang jumpa Badan Pengawas PBB
Penerjemah: Katriana
Editor: M Razi Rahman
Copyright © ANTARA 2025
Dilarang keras mengambil konten, melakukan crawling atau pengindeksan otomatis untuk AI di situs web ini tanpa izin tertulis dari Kantor Berita ANTARA.

1 week ago
7

,x_140,y_26/01kax7hxp9gssg76ng2npxjbe4.jpg)
,x_140,y_26/01kax76yr9hjr5fbw2c24n1n5g.jpg)
,x_140,y_26/01kax6rwg34neek8ya75cbpsz1.jpg)



































