Moskow (ANTARA) - Operasi penyediaan bantuan kemanusiaan bagi warga Sudan berada di ambang kehancuran di tengah konflik militer yang masih berlangsung, kata Organisasi Internasional untuk Migrasi (IOM).
"Meski kebutuhan meningkat, operasi kemanusiaan kini berada di ambang kehancuran. Gudang bantuan hampir kosong, konvoi bantuan menghadapi keamanan yang sangat berisiko dan pembatasan akses terus menghambat distribusi bantuan yang memadai," demikian menurut pernyataan IOM pada Selasa (11/11).
IOM meminta dana tambahan dan akses kemanusiaan segera, berkelanjutan, dan aman guna mencegah bencana kemanusiaan yang lebih besar.
Pertempuran sengit antara pemberontak Pasukan Dukungan Cepat (RSF) dan militer Sudan telah berlangsung sejak April 2023.
Sebelumnya pada Maret lalu militer Sudan mengumumkan pembebasan penuh Ibu Kota Khartoum dari kendali RSF.
Namun, pada awal April, RSF terus menggencarkan serangan di wilayah barat dan selatan Sudan — terutama di Darfur dan Kordofan — dan mengumumkan pembentukan pemerintahan sendiri di wilayah-wilayah yang mereka kuasai.
Sementara itu, pada 27 Oktober Kantor Komisaris Tinggi PBB untuk Hak Asasi Manusia (OHCHR) mengaku prihatin atas "berbagai laporan mengkhawatirkan" yang menyebut bahwa pemberontak RSF telah melakukan aksi kejam termasuk pembunuhan di luar proses hukum, setelah berhasil merebut sebagian besar wilayah El Fasher dan daerah sekitarnya, Bara.
OHCHR melaporkan bahwa hampir 2.000 warga sipil tewas di Darfur Utara sepanjang tahun ini, sebagian besar di El Fasher.
Sementara itu, Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) memperkirakan lebih dari 3,7 juta penduduk Sudan menderita kelaparan.
Sumber: Sputnik/RIA Novosti
Baca juga: PBB peringatkan kekejian baru di El-Fasher dan Kordofan semakin brutal
Baca juga: Dubes RI di Sudan bertemu pejabat PBB, perkuat kerja sama kemanusiaan
Baca juga: Sudan kecam keheningan internasional atas kekejaman RSF di El-Fasher
Penerjemah: Asri Mayang Sari
Editor: M Razi Rahman
Copyright © ANTARA 2025
Dilarang keras mengambil konten, melakukan crawling atau pengindeksan otomatis untuk AI di situs web ini tanpa izin tertulis dari Kantor Berita ANTARA.

1 week ago
6






































