Indonesia masih menjadi negara dengan jumlah kasus pneumonia terbanyak di Asia Tenggara. Sayangnya, bukan cuma menginfeksi orang dewasa, banyak anak hingga bayi yang terserang penyakit ini.
Ketua Unit Kerja Koordinasi Respirologi Ikatan Dokter Anak Indonesia Dr. dr. Nastiti Kaswandani, Sp.A, Subsp.Resp(K) menyebut, serangan pneumonia semasa bayi dapat berpengaruh pada kesehatan dalam jangka panjang. Keterlambatan penanganan pneumonia bisa menyebabkan bayi kekurangan oksigen dalam waktu lama dan mempengaruhi perkembangan otaknya.
"Ketika ada kekurangan oksigen pada otak pada saat pertumbuhan maka akan terjadi kerusakan sel-sel otak dan itu tidak bisa kembali, akibatnya potensi kecerdasan yang harusnya bisa dicapai berdasarkan genetiknya tidak optimal," tuturnya.
Menurut dia, kondisi yang demikian juga akan berpengaruh pada kemampuan kognitif dan belajar serta hal-hal yang berhubungan dengan kerja otak.
Risiko Lain dari Pneumonia pada Bayi
Menurut dr. Nastiti, serangan penyakit pneumonia pada bayi bisa menyebabkan kerusakan paru-paru dan penurunan fungsi paru-paru kalau tidak segera mendapat penanganan tepat.
"Paru-paru yang seharusnya 100 persen bekerja optimal karena kerusakan akibat pneumonia yang gagal diatasi dengan baik ini potensinya jadi untuk fungsinya tinggal 60 persen," katanya.
"Jadi, anaknya toleransi latihan menurun, sering sesak nafas, tidak bisa olahraga seperti teman-temannya, itu yang sangat kita tidak harapkan," ia menambahkan.
Menurut informasi yang disiarkan di laman resmi Kementerian Kesehatan, peumonia adalah peradangan paru-paru akibat infeksi akut pada saluran pernapasan yang disebabkan oleh virus, bakteri, atau jamur.
Anak balita yang terserang pneumonia umumnya mengalami gejala seperti batuk dan kesulitan bernapas. Dokter Nastiti mengatakan, tingkat keparahan pneumonia pada anak bisa bervariasi tergantung pada jenis pneumonia serta keganasan virus atau bakteri yang menginfeksi.
Menurut dia, pemenuhan kebutuhan gizi dan kondisi lingkungan juga berpengaruh pada kondisi pneumonia.
Anak yang sejak bayi kebutuhan gizinya terpenuhi dan tinggal di lingkungan yang sehat daya tahan tubuhnya akan baik sehingga kondisinya tidak akan parah saat terserang pneumonia.
Dokter Nastiti menyarankan para orang tua memastikan anak mendapat imunisasi lengkap, termasuk imunisasi PCV, DPT dan HIB, agar lebih terlindung dari pneumonia.
Selain itu, ia melanjutkan, pencegahan pneumonia dapat dijalankan dengan menerapkan perilaku hidup bersih dan sehat serta pola makan bergizi seimbang, mengupayakan sirkulasi udara baik di dalam rumah, serta menghindari asap rokok dan polusi udara.

1 day ago
2







































