Johannesburg, Afrika Selatan (ANTARA) - Juru bicara Presiden Afrika Selatan, Vincent Magwenya, Sabtu (22/11) mengatakan bahwa konflik di Ukraina disebut dalam deklarasi KTT G20 sebagai salah satu dari empat konflik besar yang membutuhkan penyelesaian damai.
"Deklarasi tersebut menegaskan sentralitas Piagam PBB dalam resolusi damai berbagai konflik serta pentingnya menghindari penggunaan kekuatan dalam menyelesaikan perselisihan," katanya.
Magwenya menjelaskan bahwa deklarasi tersebut menegaskan kembali pentingnya Piagam PBB sebagai dasar penyelesaian konflik secara damai serta komitmen untuk menghindari penggunaan kekuatan dalam menyelesaikan perselisihan.
Ia menyebut bahwa deklarasi itu juga menyoroti empat konflik paling serius di dunia, yaitu Republik Demokratik Kongo, Sudan, Ukraina, dan Palestina. Menurut dia, penyebutan khusus mengenai Ukraina tercantum jelas dalam dokumen tersebut.
"Jadi, jika Anda mencari penyebutan khusus untuk Ukraina, itu tercantum di dalamnya… Deklarasi tersebut menegaskan bahwa Piagam PBB tetap menjadi pedoman utama, bersama dengan hukum internasional, yang menjadi acuan kita dalam melihat atau menyikapi isu-isu sengketa dan menghindari penggunaan kekuatan serta berkomitmen pada penyelesaian konflik secara damai," katanya.
Ia menambahkan bahwa deklarasi itu menegaskan kembali bahwa Piagam PBB dan hukum internasional harus menjadi acuan utama dalam menangani isu-isu sengketa, menghindari penggunaan kekerasan, dan berkomitmen pada penyelesaian konflik secara damai.
Saat menyinggung soal pertemuan sejumlah negara Eropa yang membahas rencana perdamaian Amerika Serikat di sela-sela KTT, Magwenya mengatakan bahwa forum tersebut terbukti menjadi tempat yang tepat untuk tujuan itu.
KTT G20 berlangsung di Johannesburg pada 22–23 November. Delegasi Rusia dipimpin oleh Maxim Oreshkin, yang menjabat deputi kepala staf kantor eksekutif presiden.
G20 (Group of Twenty) adalah forum kerja sama multilateral yang terdiri dari 19 negara dan Uni Eropa yang bertujuan untuk membahas masalah ekonomi global guna mewujudkan pertumbuhan yang kuat, berkelanjutan, seimbang, dan inklusif.
G20 menyumbang lebih dari 80 persen produk domestik bruto (PDB) dunia, 75 persen perdagangan global, dan sekitar dua pertiga populasi dunia, menjadikannya forum ekonomi terbesar di dunia.
G20 dibentuk pada 1999 sebagai respons terhadap krisis keuangan global. Awalnya G20 hanya merupakan pertemuan para menteri keuangan dan gubernur bank sentral, namun sejak tahun 2008 format pertemuan ditingkatkan menjadi KTT yang dihadiri oleh kepala negara
Anggota G20 adalah Afrika Selatan, Arab Saudi, Argentina, Australia, Amerika Serikat, Brasil, Britania Raya, China, India, Indonesia, Italia, Jepang, Jerman, Kanada, Korea Selatan, Meksiko, Prancis, Rusia, Turki dan Uni Eropa.
Sumber: Sputnik/RIA Novosti
Baca juga: Para pemimpin G20 serukan masuknya wilayah belum terwakili di DK PBB
Baca juga: Menlu Afsel: Deklarasi G20 tandai kemenangan multilateralisme
Penerjemah: Asri Mayang Sari
Editor: Primayanti
Copyright © ANTARA 2025
Dilarang keras mengambil konten, melakukan crawling atau pengindeksan otomatis untuk AI di situs web ini tanpa izin tertulis dari Kantor Berita ANTARA.

1 day ago
3







































