Dompet Dhuafa memberikan penyaluran bantuan berupa sembako untuk masyarakat minoritas muslim yang ada di Desa Tambun Sungkean, Kecamatan Onan Runggu, Kabupaten Samosir, pada hari Selasa (25/11).
Kegiatan tersebut bertema "Heartventure" bermakna petualangan hati yang berlangsung selama dua hari pada tanggal 26-27 November 2025.
"Para konten kreator yang akan berkumpul di sini nanti tanggal 26 dan 27 bersama para konten kreator dari Medan khususnya dan ada juga influencer. Itu akan dilaksanakan besok 2 hari, pusatnya nanti di Masjid Nurul Iman," kata Officer Media Optimation Dompet Dhuafa, Ika Atika saat ditemui di Samosir, Selasa (25/11).
"Jadi nanti kegiatan ini berisi kebaikan-kebaikan yang akan dilakukan oleh para konten kreator," sambungnya.
Menurut Ika, penyaluran bantuan ke masyarakat minoritas muslim yang ada di Samosir merupakan bentuk kepedulian dan keprihatinan agar penyebaran agama islam dapat terjaga dengan baik.
"Di mana penerima manfaatnya yang di pelosok, yang benar-benar daerah minoritas (muslim). Secara kondisi juga sangat memprihatinkan. Itu semua kita gunakan dari dana zakat yang kita himpun dari donatur-donatur," ucap Ika.
Dalam penyaluran bantuan ke masyarakat minoritas muslim tersebut, Ika mengatakan bahwa alasan mengundang konten kreator dan para influencer agar melihat langsung penyaluran dana zakat yang benar-benar menerimanya.
"Mungkin para donatur ingin tahu dana zakatnya itu di kemanakan. Makanya kita influencer, kita bawa konten kreator untuk melihat langsung penyaluran dana zakat ke yang benar-benar menerima," imbuh Ika.
Pada kesempatan yang sama, penyaluran bantuan dari Dompet Dhuafa diberikan kepada masyarakat minoritas muslim yang didampingi oleh Muhammad Syakban (32), seorang penceramah asal Lubuk Pakam, Deli Serdang.
Muhammad Syakban sudah lama menjadi penceramah di Desa Tambun Sungkean, sejak Tahun 2016 sekitar 8 tahun yang lalu. Ia memantaskan dirinya untuk menyebarkan agama islam di kalangan minoritas muslim di Samosir.
"Kita dalam kegiatan berdakwah di Desa Tambun Sungkean, Samosir, kita lebih banyak mendatangi ke rumah-rumah. Karena melihat jemaah kita ini kan jauh-jauh rumahnya, kadang ada jemaah kita yang tidak ada kendaraan," ujar Syakban.
Syakban menuturkan, penyebaran agama islam di kampung tersebut masih hal-hal dasar. Hal ini dilakukannya, pemahaman agama di kampung tersebut masih minim. Ia mengatakan ada 40 Kartu Keluarga masyarakat muslim di kampung tersebut.
"Ngerti salat, sudah bisa mampu membaca Al-quran, terus kita melakukan pembinaan yang memang mereka paham terkait dengan taharah, bersuci gitu. Dan hal-hal yang dasar yang masih kita sampaikan di kampung kita ini," katanya.
"Karena memang mereka ini dari latar belakang yang memang belum belajar pendidikan agama sama sekali gitu," lanjutnya.

6 hours ago
1






































