Lhasa (ANTARA) - Ekspedisi ilmiah Dataran Tinggi Qinghai-Tibet kedua China berhasil membuahkan hasil praktis yang signifikan, dengan 10 pencapaian penerapan teratasnya resmi dirilis pada Rabu (19/11) di Lhasa, Xizang, China.
Dipimpin oleh Yao Tandong, seorang akademisi dari Akademi Ilmu Pengetahuan China (Chinese Academy of Sciences/CAS), pencapaian-pencapaian tersebut mencakup berbagai bidang penting, termasuk konservasi ekologi, pencegahan bencana, eksplorasi sumber daya, penghitungan karbon, keselamatan lalu lintas, dan pengembangan wilayah perbatasan.
Hasil-hasil penting meliputi dukungan ilmiah terhadap undang-undang tentang perlindungan ekologi dataran tinggi, pembentukan platform untuk pengamatan bumi dan peringatan dini.
Selain itu meliputi teknologi inovatif untuk pencegahan dan pengendalian bencana di wilayah-wilayah dengan lapisan tanah beku abadi (permafrost), membantu proyek-proyek infrastruktur utama seperti Jalur Kereta Sichuan-Xizang dan jalan tol.
"Dataran tinggi tersebut saat ini menunjukkan tren pemanasan, pembasahan, dan "penghijauan" yang memperkuat dampak iklim regional dan global," kata Yao.
Ditemukan juga bahwa kapasitas pasokan air di "Menara Air Asia" itu telah meningkat secara signifikan, dengan proyeksi limpasan menunjukkan peningkatan hingga 49 persen per akhir abad ini, yang krusial dalam hal ketahanan air bagi miliaran orang.
Sejak diluncurkan pada Agustus 2017, ekspedisi kedua itu telah memobilisasi lebih dari 3.000 tim peneliti dan lebih dari 30.000 personel, yang melakukan survei komprehensif di seluruh area dataran tinggi tersebut.
Pewarta: Xinhua
Editor: Imam Budilaksono
Copyright © ANTARA 2025
Dilarang keras mengambil konten, melakukan crawling atau pengindeksan otomatis untuk AI di situs web ini tanpa izin tertulis dari Kantor Berita ANTARA.

6 days ago
8






































