“Namun dengan 100 gudang itu juga belum mencukupi semaksimal mungkin. Kami harus menyewa gudang-gudang filial lainnya,” kata Rizal saat ditemui usai Rakornas di Kantor Perum Bulog, Jakarta Selatan, Kamis (20/11).
Rizal menuturkan nantinya seluruh fasilitas penyimpanan akan dimanfaatkan secara optimal, termasuk penggunaan teknologi baru seperti metode penyimpanan tanpa gudang menggunakan plastik yang divakum atau teknologi cocoon.
“Nanti gudang-gudang itu kita akan gunakan semaksimal mungkin termasuk dengan teknologi-teknologi lainnya,” ujar Rizal.
Rizal menyampaikan rencana awal pembangunan hanya mencakup sekitar 50 gudang sebagai prioritas utama. Sebab, 50 titik lahan tersebut merupakan aset Bulog yang sudah ada dan siap dibangun. Sementara 50 gudang sisanya merupakan dukungan dari pemerintah kabupaten atau kota yang menghibahkan lahan untuk dijadikan gudang Bulog.
“Lokasinya sudah dirapatkan, dikomunikasikan dengan jajaran Kementerian Pertanian termasuk dengan Kementerian Dalam Negeri. Jadi ini disinkronkan, di-match-kan. Jadi jangan sampai nanti tumpang tindih,” jelas Rizal.
Rizal memastikan wilayah seperti Maluku Utara dan pegunungan di Papua juga akan dibangun gudang. Apalagi, kondisi geografis wilayah tersebut yang sering terisolasi saat musim barat karena kapal tidak bisa masuk. Menurutnya, masyarakat di wilayah terpencil seharusnya tidak perlu menunggu hingga cuaca membaik untuk mendapatkan beras. Sehingga, ia menegaskan keberadaan gudang Bulog sangat mendesak.
“Oleh karena itu ke depan kita akan bangun gudang segera ini supaya mereka juga yang di kepulauan terpencil itu mendapat bantuan gudang,” ungkap Rizal.
Lebih lanjut, Rizal menuturkan estimasi kapasitas 100 gudang tersebut mencapai maksimal 1 juta ton. Sementara itu setiap titik gudang memiliki kapasitas berbeda sesuai kelas dan potensi wilayah.
“Jadi tidak semua dipukul rata sama gudang yang ukurannya karena melihat juga potensi wilayah masing-masing. Kalau yang tidak berpotensi menghasilkan padi, itu mungkin kelas kecil atau menengah,” tutur Rizal.
Sebelumnya, Menteri Pertanian (Mentan) Amran Sulaiman memastikan dana pembangunan 100 unit gudang beras milik Perum Bulog akan ditanggung oleh Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN).
“Bulog akan membangun gudang, nilainya Rp 5 triliun, dan gudangnya 100 dengan lengkap penggilingan 100 unit. (Dibangun) 2026 Januari kita start. Kita percepat. (Pendanaan) APBN,” kata Amran di Kantor Kementan, Jakarta, dikutip Kamis (20/11).
Amran yang juga menjabat sebagai Kepala Badan Pangan Nasional (Bapanas) itu menargetkan sebanyak 100 gudang tersebut itu akan mulai beroperasi pada semester II 2026.

4 days ago
4







































