Jakarta (ANTARA) - Bank Indonesia (BI) menegaskan komitmennya dalam memperkuat kebijakan moneter untuk mendorong pertumbuhan ekonomi dengan tetap menjaga stabilitas perekonomian.
"Kebijakan moneter ditempuh melalui penurunan suku bunga BI-Rate, stabilisasi nilai tukar rupiah, dan ekspansi likuiditas moneter," kata Gubernur BI Perry Warjiyo dalam konferensi pers hasil RDG BI Bulan November 2025 di Jakarta, Rabu.
Suku bunga acuan atau BI-Rate tercatat telah turun sebesar 150 basis poin (bps), yaitu 25 bps pada September 2024 dan 125 bps selama tahun 2025 menjadi 4,75 persen hingga Oktober 2025.
Perry menegaskan bahwa BI-Rate 4,75 persen ini merupakan level terendah sejak tahun 2022.
Selanjutnya, kebijakan stabilisasi nilai tukar rupiah terus diperkuat dengan intervensi di pasar off-shore melalui non-deliverable forward (NDF) dan intervensi di pasar domestik melalui pasar spot, domestic non-deliverable forward (DNDF), serta pembelian surat berharga negara (SBN) di pasar sekunder.
Sejalan dengan itu, ujar Perry, BI menetapkan suku bunga instrumen moneter valas yang kompetitif untuk menjaga daya tarik penempatan dana di Indonesia yang dapat mendukung stabilitas nilai tukar rupiah.
Perry menambahkan bahwa ekspansi likuiditas rupiah ditempuh bank sentral melalui penurunan posisi instrumen moneter Sekuritas Rupiah Bank Indonesia (SRBI) dari Rp916,97 triliun pada awal tahun 2025 menjadi Rp699,30 triliun pada 17 November 2025.
Di samping itu, BI membeli SBN sebagai bentuk sinergi erat antara kebijakan moneter dan kebijakan fiskal, yang hingga 18 November 2025 mencapai Rp289,91 triliun, termasuk pembelian di pasar sekunder dan program debt switching dengan Pemerintah sebesar Rp212,60 triliun.
"Pembelian SBN di pasar sekunder dilakukan sesuai mekanisme pasar, terukur, transparan, dan konsisten dengan program moneter dalam menjaga stabilitas perekonomian sehingga dapat terus menjaga kredibilitas kebijakan moneter," kata Perry.
Baca juga: Ada SAL dan moneter longgar, BI minta bank cepat turunkan bunga
Baca juga: BI yakin inflasi tahun ini dan tahun 2026 tetap terjaga rendah
Baca juga: BI: Rupiah terkendali di tengah besarnya tekanan akibat ketidakpastian
Pewarta: Rizka Khaerunnisa
Editor: Kelik Dewanto
Copyright © ANTARA 2025
Dilarang keras mengambil konten, melakukan crawling atau pengindeksan otomatis untuk AI di situs web ini tanpa izin tertulis dari Kantor Berita ANTARA.








































