Jakarta (ANTARA) - Bank Indonesia (BI) memandang ketidakpastian pasar keuangan global kembali meningkat di tengah terjadinya tempororary government shutdown dan arah suku bunga kebijakan moneter Amerika Serikat (AS).
“Pertumbuhan ekonomi AS masih melambat akibat berlanjutnya dampak tarif dagang AS dan sempat berhentinya aktivitas pemerintah yang terlama sepanjang sejarah dan kemudian berdampak pada tetap lemahnya ketenagakerjaan AS,” kata Gubernur BI Perry Warjiyo dalam konferensi pers hasil RDG BI di Jakarta, Rabu.
Lebih lanjut, Perry memaparkan bahwa perlambatan ekonomi juga terjadi di Jepang, Tiongkok, dan India akibat permintaan domestik yang belum kuat.
Sementara itu, ekonomi Eropa tumbuh lebih tinggi dari prakiraan akibat realisasi pertumbuhan di triwulan III 2025 yang ditopang oleh peningkatan konsumsi rumah tangga dan investasi seiring pelonggaran kebijakan moneter.
“Dengan perkembangan tersebut, pertumbuhan ekonomi dunia tahun 2025 diperkirakan tetap sekitar 3,1 persen, lebih rendah dari realisasi pada tahun 2024,” kata Perry.
Dari pasar keuangan, ketidakpastian kembali meningkat dipengaruhi oleh penurunan suku bunga kebijakan Bank Sentral AS atau The Fed yang dinilai pasar lebih berhati-hati atau less dovish.
Kebijakan tarif yang menahan penurunan inflasi AS serta kondisi pasar tenaga kerja yang belum kuat akibat kebijakan imigrasi dan berhentinya aktivitas pemerintah di Amerika Serikat diprakirakan mendorong The Fed menahan penurunan suku bunga Fed Fund Rate (FFR) di sisa tahun 2025.
Aliran modal global ke komoditas emas dan aset keuangan Amerika Serikat sebagai safe haven asset terus berlanjut, sehingga mendorong peningkatan harga emas dan penguatan indeks mata uang dolar Amerika Serikat (DXY). Sementara itu, aliran modal ke emerging market lebih terbatas ke pasar saham.
“Perkembangan ini memerlukan kewaspadaan dan penguatan respons kebijakan untuk memitigasi dampak rambatan global, menjaga ketahanan eksternal, serta mendorong pertumbuhan ekonomi di dalam negeri dengan tetap menjaga stabilitas,” kata Perry.
Baca juga: BI: ULN Indonesia triwulan III 2025 turun jadi 424,4 miliar dolar AS
Baca juga: BI: Modal asing keluar bersih Rp3,79 triliun pada 10-13 November 2025
Baca juga: Komisi XI setujui anggaran tahunan BI 2026, penerimaan Rp36,91 T
Pewarta: Rizka Khaerunnisa
Editor: Agus Salim
Copyright © ANTARA 2025
Dilarang keras mengambil konten, melakukan crawling atau pengindeksan otomatis untuk AI di situs web ini tanpa izin tertulis dari Kantor Berita ANTARA.








































