Washington (ANTARA) - Amerika Serikat (AS) dan Ukraina merancang sebuah kerangka kerja perdamaian yang “diperbarui dan disempurnakan” menyusul pembicaraan yang berlangsung di Jenewa, Swiss.
Delegasi dari kedua negara itu bertemu untuk membahas proposal perdamaian terbaru Amerika Serikat yang bertujuan mengakhiri perang Rusia-Ukraina.
“Diskusi tersebut menunjukkan kemajuan berarti dalam menyelaraskan posisi dan mengidentifikasi langkah-langkah jelas berikutnya,” kata pernyataan bersama yang dirilis Minggu oleh Gedung Putih, Minggu (23/11).
“Mereka menegaskan kembali bahwa setiap perjanjian di masa depan harus sepenuhnya menjunjung kedaulatan Ukraina dan menghasilkan perdamaian yang berkelanjutan dan adil,” demikian isi pernyataan tersebut.
Pernyataan bersama tersebut menggambarkan pembicaraan delegasi AS dan Ukraina konstruktif, terfokus, dan penuh rasa hormat, sekaligus menyerukan komitmen bersama untuk mencapai penyelesaian yang langgeng.
Delegasi itu sepakat bahwa konsultasi tersebut “sangat produktif” dan mengatakan kerangka kerja yang diperbarui mencerminkan kemajuan yang dicapai dalam beberapa minggu terakhir.
AS dan Ukraina melaporkan kemajuan signifikan pada Minggu setelah apa yang digambarkan kedua belah pihak sebagai pembahasan paling produktif sejauh ini dalam negosiasi yang sedang berlangsung untuk kesepakatan damai Rusia-Ukraina.
Pernyataan tersebut muncul setelah pejabat senior AS dan Ukraina mengadakan pembicaraan di Jenewa mengenai proposal 28 poin yang bertujuan memajukan upaya perdamaian di Ukraina.
Adapun delegasi AS dipimpin oleh Menteri Luar Negeri Marco Rubio dan utusan Presiden Donald Trump, Steve Witkoff. Sekretaris Angkatan Darat AS Daniel Driscoll juga berada di Jenewa sebagai bagian dari delegasi. Sedangkan delegasi Ukraina dipimpin oleh kepala staf kepresidenan, Andriy Yermak.
Proposal 28 poin itu dilaporkan mengharuskan Ukraina menyerahkan wilayah tambahan kepada Rusia, membatasi kekuatan militernya, serta secara resmi meninggalkan upaya bergabung dengan NATO.
Presiden Amerika Serikat Donald Trump telah memberi batas waktu kepada mitranya dari Ukraina, Volodymyr Zelenskyy, hingga Kamis untuk memberikan jawaban.
Zelenskyy mengatakan ia menghadapi pilihan sulit, yakni “kehilangan martabat kami atau risiko kehilangan mitra utama.”
Pada Sabtu (22/11), para pemimpin dari sembilan negara Eropa ditambah Jepang, Kanada, dan pejabat tinggi Uni Eropa menyatakan keprihatinan atas usulan pembatasan terhadap angkatan bersenjata Ukraina, memperingatkan bahwa hal itu akan membuat Ukraina rentan terhadap serangan di masa depan.
Sumber: Anadolu
Baca juga: AS dan Ukraina sebut pembicaraan di Jenewa capai kemajuan
Baca juga: Media: Eropa bersiap hadapi kemungkinan AS setop bantuan ke Ukraina
Penerjemah: Kuntum Khaira Riswan
Editor: Aditya Eko Sigit Wicaksono
Copyright © ANTARA 2025
Dilarang keras mengambil konten, melakukan crawling atau pengindeksan otomatis untuk AI di situs web ini tanpa izin tertulis dari Kantor Berita ANTARA.

1 day ago
3







































