Lalu lalang warga bersepeda tampak di tengah hiruk-pikuk kota besar Osaka, Jepang. Bukan sekadar alat olah raga, sepeda jadi salah satu moda transportasi utama kota ini.
Data dari Pemerintah Prefektur Osaka menunjukkan 22,5 persen warga memilih sepeda sebagai sarana transportasi harian. Angka itu hampir menyamai pengguna kereta api yang mencapai 24,2 persen, disusul dengan berjalan kaki (23,9 persen), mobil (23,5 persen), dan sepeda motor yang hanya 3,4 persen.
“Satu yang perlu digarisbawahi di sini, selain kereta, alat transportasi yang main itu adalah sepeda. Jadi persentasenya hampir sama dengan kereta. Itu adalah karakter alat transportasi Osaka,” kata Okada Hiroaki, dari Traffic Strategy Office, Traffic Promotion Group Osaka Prefectural Government kepada wartawan di kantor Pemerintah Prefektur Osaka, Selasa (11/11).
Bila dibandingkan dengan Tokyo, penggunaan sepeda di Osaka jauh lebih tinggi. Di kota ini, bersepeda bukan hanya kebiasaan, tapi bagian dari gaya hidup masyarakat. Hampir di setiap sudut kota, terdapat jalur sepeda yang lebar dan tertata rapi, seperti di Midosuji Boulevard, area pusat bisnis sekaligus ikon kota Osaka.
Selain infrastruktur yang mendukung, Osaka juga dikenal sebagai pusat industri sepeda di Jepang. Tak heran, minat masyarakat untuk bersepeda begitu tinggi.
“Jadi produsen sepeda yang terkenal di Jepang itu ada di Osaka khususnya di Kota Sakai,” ujar Eto Ryosuke, Direktur Traffic Planning Division/Traffic Strategy Office, Department of Urban and Public Works, Osaka Prefectural Government.
Namun, meningkatnya jumlah pesepeda membawa tantangan tersendiri. Salah satunya soal lahan parkir. Di beberapa titik ramai seperti Midosuji Boulevard, masih banyak sepeda yang diparkir sembarangan di trotoar. Pemerintah setempat bahkan menyiapkan sanksi bagi warga yang parkir tanpa izin.
Untuk mengatasinya, pemerintah meminta kerja sama dari berbagai pihak, termasuk pemda, pengusaha, hingga pengelola gedung.
“Kami memberi imbauan kepada pemda-pemda daerah, kota, dan kecamatan untuk mempersiapkan lahan parkir sepeda. Kemudian meminta kepada perusahaan-perusahaan kereta untuk menyiapkan parkir untuk sepeda di stasiun mereka masing-masing,” ungkap Eto.
Berdasarkan pantauan kumparan, tempat parkir sepeda umum di Osaka memang ramai. Di wilayah Nakanoshima, misalnya, lahan parkir sepeda yang dikelola Cyca tampak penuh sesak. Meski begitu, deretan sepeda tertata rapi tanpa perlu diawasi petugas.
Pemandangan itu seolah jadi cerminan karakter masyarakat Osaka yakni disiplin, tertib, dan tetap peduli lingkungan bahkan saat mereka hanya sedang bersepeda ke tempat kerja.

1 week ago
23

,x_140,y_26/01kax7hxp9gssg76ng2npxjbe4.jpg)
,x_140,y_26/01kax76yr9hjr5fbw2c24n1n5g.jpg)
,x_140,y_26/01kax6rwg34neek8ya75cbpsz1.jpg)



































