Washington (ANTARA) - Direktur Badan Intelijen Keamanan Kanada (CSIS) Daniel Rogers pada Kamis mengatakan bahwa Rusia dan China diduga memiliki kepentingan intelijen di wilayah Arktik (Kutub Utara) Kanada.
"Kedua negara tersebut, dan negara-negara lain, memiliki kepentingan intelijen yang cukup besar di Arktik kita dan mereka yang memengaruhi atau mengembangkan potensi ekonomi atau strategisnya," kata Rogers.
"Oleh karena itu, tidak mengherankan jika CSIS mengamati upaya pengumpulan intelijen siber dan non-siber yang menargetkan pemerintah dan sektor swasta di kawasan ini," imbuh Rogers.
Rogers menambahkan bahwa Moskow dan Beijing ingin mengamankan pengaruh strategis dan ekonomi mereka di kawasan tersebut.
"Negara-negara non-Arktik, termasuk Republik Rakyat China, berupaya mendapatkan pijakan strategis dan ekonomi di kawasan tersebut. Rusia, negara Arktik yang memiliki kehadiran militer signifikan di kawasan, tetap tidak dapat diprediksi dan agresif," imbuhnya.
Pada 4 November, Rusia dan China mengeluarkan pernyataan bersama yang mengatakan bahwa kedua negara telah sepakat untuk mempromosikan perdamaian dan stabilitas di wilayah Arktik.
Pada Oktober 2024, Daniel Rogers menjadi direktur baru CSIS. Rogers sebelumnya menjabat sebagai wakil penasihat keamanan nasional dan intelijen untuk perdana menteri. Dia juga bekerja di Communications Security Establishment (CSE) selama satu dekade.
Sumber: Sputnik-OANA
Baca juga: Rusia berencana bangun militer di Arktik dan incar kerja sama Barat
Baca juga: China berangkatkan tim ilmuan untuk ekspedisi ilmiah Samudra Arktik
Penerjemah: Katriana
Editor: Arie Novarina
Copyright © ANTARA 2025
Dilarang keras mengambil konten, melakukan crawling atau pengindeksan otomatis untuk AI di situs web ini tanpa izin tertulis dari Kantor Berita ANTARA.

1 week ago
7

,x_140,y_26/01kax7hxp9gssg76ng2npxjbe4.jpg)
,x_140,y_26/01kax76yr9hjr5fbw2c24n1n5g.jpg)
,x_140,y_26/01kax6rwg34neek8ya75cbpsz1.jpg)



































