Jakarta (ANTARA) - Kedubes Australia menyampaikan bahwa menurut Survei Bisnis Australia di Asia Tenggara 2025, sektor bisnis Australia memperlihatkan optimisme terhadap peluang pasar Indonesia, dengan 36 persen mengidentifikasi Indonesia sebagai pasar prioritas untuk ekspansi.
“Optimismenya sangat terlihat, tetapi nilai sesungguhnya terletak pada pemahaman bagaimana memanfaatkannya,” kata Australian Business Champion to Indonesia, Jennifer Westacott dalam siaran pers Kedubes Australia di Jakarta, Kamis.
Selain itu, menurut survei tersebut, sektor bisnis Australia juga percaya pada peluang pasar Indonesia, dengan 77 persen responden mengharapkan peningkatan pendapatan dari operasi bisnis mereka di Asia Tenggara.
Survei ini dilakukan oleh AustCham ASEAN bekerja sama dengan Universitas RMIT Australia dan memperoleh wawasan dari lebih dari 350 perusahaan Australia yang beroperasi di seluruh Asia Tenggara.
Temuan survei menyoroti optimisme yang berkelanjutan dalam hubungan ekonomi bilateral Indonesia-Australia, seiring keduanya memperingati lima tahun Perjanjian Kemitraan Ekonomi Komprehensif Indonesia-Australia (IA-CEPA).
Perjanjian IA-CEPA ditandatangani pada 4 Maret 2019 dan mulai berlaku pada 5 Juli 2020.
“Survei AustCham ASEAN memberikan gambaran yang sangat berharga berbasis data tentang kepercayaan sektor bisnis Australia di Asia Tenggara, dengan keunggulan Indonesia sebagai pasar yang sedang berkembang dan cemerlang,” kata Duta Besar Australia untuk ASEAN, Tiffany McDonald.
Menurut Dubes McDonald, survei ini memperkuat upaya Australia untuk mendorong integrasi ekonomi regional dan membuka peluang bisnis di seluruh kawasan.
Selain itu, menurut laporan terbaru Katalis, “Unlocking Indonesia-Australia Investment and Australia-Indonesia Business Study,” optimisme tinggi tersebut didukung oleh fondasi ekonomi Indonesia yang kuat.
Riset yang dilakukan oleh Katalis secara khusus menyoroti ukuran pasar Indonesia yang luas, potensi pertumbuhan ekonomi yang signifikan, dan sumber daya alam yang melimpah sebagai daya tarik utama bagi investor Australia.
Katalis merupakan program pengembangan bisnis unik berdurasi lima tahun (2020–2025) yang didukung pemerintah untuk membuka potensi ekonomi dari kemitraan kedua negara.
Program ini dibentuk di bawah Program Kerja Sama Ekonomi IA-CEPA ECP, yang melengkapi kegiatan pembangunan Australia dengan pendekatan bilateral berorientasi komersial.
Pada 2024, ASEAN tetap menjadi mitra dagang dua arah terbesar kedua Australia dengan nilai perdagangan sebesar AUD195 miliar (sekitar Rp2.144 triliun).
Indonesia merupakan mitra dagang terbesar kesembilan Australia dengan nilai perdagangan sebesar AUD35,38 miliar (sekitar Rp389,1 triliun).
Baca juga: Memperkuat strategi diplomasi pertahanan RI–Australia di Era Prabowo
Baca juga: Indonesia, Australia perkuat kemitraan agribisnis lewat A-SEABX
Pewarta: Cindy Frishanti Octavia
Editor: M Razi Rahman
Copyright © ANTARA 2025
Dilarang keras mengambil konten, melakukan crawling atau pengindeksan otomatis untuk AI di situs web ini tanpa izin tertulis dari Kantor Berita ANTARA.

1 week ago
10

,x_140,y_26/01kax7hxp9gssg76ng2npxjbe4.jpg)
,x_140,y_26/01kax76yr9hjr5fbw2c24n1n5g.jpg)
,x_140,y_26/01kax6rwg34neek8ya75cbpsz1.jpg)



































