Dari total produksi listrik nasional periode Januari-Oktober 2025 sebesar 290 terawatt hour (TWh), sebanyak 193,22 TWh atau 66,52 persen berasal dari Pembangkit Listrik Tenaga Uap (PLTU).
Pelaksana tugas (Plt) Direktur Jenderal Ketenagalistrikan Kementerian ESDM, Tri Winarno, mengungkap dominasi batu bara menjadi penting dalam menopang sistem kelistrikan Tanah Air.
"Apabila kita telusuri tren bulanan dari Januari hingga Oktober kontribusi batu bara relatif tetap mencerminkan peran besar baseload yang selama ini menjadi penopang pasokan listrik nasional," kata Tri ketika rapat dengar pendapat bersama Komisi XII DPR RI di Kompleks Parlemen, Senayan, Kamis (13/11).
Tri mengatakan, kondisi ini menjadi pengingat Indonesia perlu mempercepat upaya menurunkan emisi karbon, salah satunya melalui penguatan dan percepatan program co-firing biomassa di PLTU.
Selain batu bara, gas bumi berkontribusi sebesar 47,46 TWh atau 16,34 persen terhadap produksi listrik nasional. Angka ini terus meningkat dari bulan ke bulan, dari 4,66 TWh pada Januari menjadi 47,46 TWh pada Oktober.
"Pembangkit gas berperan penting selain variabel sumber yang fleksibilitas dan penyeimbang terutama ketika variabilitas energi terbarukan meningkat," ungkap dia.
Di sisi lain, energi baru terbarukan (EBT) menunjukkan tren positif. Hingga Oktober, EBT menyumbang 37,48 TWh atau 12,90 persen dari total produksi listrik, naik dibandingkan Januari yang hanya 3,72 TWh.
Meski belum mampu mengubah struktur bauran energi secara signifikan, Tri menilai tren ini menunjukkan fondasi EBT di Indonesia makin kuat.
Adapun sumber listrik dari bahan bakar minyak (BBM) dan bahan bakar nabati (BBN) mencapai 12,2 TWh atau 4,23 persen.
Kementerian ESDM memperkirakan total produksi listrik nasional dari PLN dan independent power producer (IPP) sepanjang 2025 akan mencapai 353 TWh, naik 4,42 persen dibandingkan 2024 yang sebesar 339 TWh.
Dari jumlah itu, sekitar 235 TWh atau 66,54 persen masih diperkirakan berasal dari batubara, disusul gas 59 TWh atau sebesar 15,69 persen, EBT 44,79 TWh atau sebesar 12,67 persen, dan BBM+BBN sekitar 14,52 TWh atau 4,10 persen.

1 week ago
21

,x_140,y_26/01kax7hxp9gssg76ng2npxjbe4.jpg)
,x_140,y_26/01kax76yr9hjr5fbw2c24n1n5g.jpg)
,x_140,y_26/01kax6rwg34neek8ya75cbpsz1.jpg)



































